Pada Rabu, Trump mengatakan akan memberlakukan tarif pada barang-barang Brasil melalui surat yang menyinggung masalah hukum Jair Bolsonaro, mantan presiden sayap kanan sekaligus rival Lula yang sedang menghadapi persidangan atas tuduhan percobaan kudeta setelah kalah dalam Pemilu 2022.
AS merupakan mitra dagang terbesar kedua Brasil, setelah China. Bloomberg Economics memperkirakan tarif 50% berisiko menurunkan ekonomi Brasil sebesar 1%, juga akan mengurangi total impor barang AS dari Brasil hingga 60%, meski bisa saja mengalihkan beberapa ekspornya ke pasar lain.
Tarif baru AS—jauh lebih tinggi dari 10% yang awalnya diumumkan pada April—muncul setelah hari pertama pertemuan negara-negara pasar berkembang BRICS, di mana Lula dan para pemimpin lainnya mengkritik tarif dan serangan militer terhadap Iran meski mereka menghindari penyebutan Trump.
Terlepas dari komentar Lula mengenai dolar, negara-negara anggota BRICS sekali lagi gagal mencatat kemajuan signifikan menuju sistem pembayaran lintas batas untuk perdagangan dan investasi yang telah mereka bahas selama satu dekade.
Pemimpin Brasil itu sebelumnya berjanji akan membalas Trump dengan tindakannya sendiri, sementara pemerintah dan sekutunya menuduh Trump mencampuri urusan Brasil.
(bbn)































