"Adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung terjadinya spekulasi dan sentimen pasar yang memperkuat lonjakan harga minyak dunia di pasar berjangka," kata Tri lewat siaran pers, Kamis (10/7/2025).
Selain itu, berdasarkan laporan OPEC pada Juni 2025, terdapat revisi kenaikan permintaan minyak dunia untuk kuartal III-2025 dan tahun penuh 2025 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, masing-masing sebesar 0,14 juta barel per hari.
Serta terdapat peningkatan permintaan minyak di Amerika Serikat (AS), karena memasuki driving season atau musim mengemudi.
"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga minyak mentah Juni 2025 adalah penurunan nilai tukar dolar AS di Juni 2025 yang mendorong investor global untuk masuk ke komoditas minyak dan berdampak pada peningkatan permintaan minyak," kata Tri.
Selain itu, kesepakatan AS dan China untuk memangkas tarif impor secara signifikan pada 14 Mei 2025 hingga 14 Agustus 2025 turut memancing sentimen positif di pasar, yang menyebabkan kenaikan harga minyak pada Juni 2025.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi permintaan di China dan India, serta peningkatan Official Selling Price (OSP) oleh Saudi Aramco untuk ekspor minyak di kawasan Asia pada Juni 2025.
Adapun rincian perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Juni 2025 dibandingkan Mei 2025, mengalami kenaikan sebagai berikut:
1. Dated Brent naik sebesar US$7,24 per barel dari US$64,22 per barel menjadi US$71,46 per barel.
2. WTI (Nymex) naik sebesar US$6,39 per barel dari US$60,94 per barel menjadi US$67,33 per barel.
3. Brent (ICE) naik sebesar US$5,79 per barel dari US$64,01 per barel menjadi US$69,80 per barel.
4. Basket OPEC naik sebesar US$6,18 per barel dari US$63,62 per barel menjadi US$69,80 per barel.
5. Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar US$6,58 per barel dari US$62,75 per barel menjadi US$69,33 per barel.
(mfd/naw)
































