Logo Bloomberg Technoz

Tekanan dolar AS terhadap mata uang yang menjadi lawannya makin besar menyusul penegasan Presiden AS Donald Trump bahwa tenggat pemberlakuan tarif resiprokal per 1 Agustus tidak akan diperpanjang lagi.

Trump juga mengatakan bahwa ia berniat mengenakan bea masuk hingga 50% untuk impor tembaga sebagai bagian dari serangkaian tarif sektoral yang akan datang. Ia juga mengindikasikan bahwa produsen farmasi mungkin akan diberi waktu setidaknya satu tahun sebelum dikenai tarif memberatkan sebesar 200% atas produk mereka yang dibuat di luar negeri.

Pasar juga mengkhawatirkan perkembangan isu terkait Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Trump mengatakan, Powell harus mengundurkan diri bila tuduhan dari seorang pejabat pemerintahan bahwa orang nomor satu di bank sentral AS itu menipu Kongres terkait renovasi kantor pusat Federal Reserve.

Dalam postingan di akun Truth Social resminya, Trump menuduh Powell "mengeluh seperti bayi tentang inflasi yang tidak ada selama berbulan-bulan dan menolak melakukan hal yang benar. POTONG SUKU BUNGA JEROME - SEKARANG WAKTUNYA!" demikian ditulis oleh Trump.

Serangan Trump pada Powell sudah berulang terjadi dengan mengatakan ia akan memilih pengganti yang akan menurunkan suku bunga. Masa jabatan Powell baru berakhir pada Mei 2026 nanti.

Pasar surat utang tertekan

Berkebalikan dengan yang terjadi kemarin, hari ini pasar surat utang negara cenderung tertekan.

Harga obligasi pemerintah di semua tenor terlihat melemah yang terindikasi dari kenaikan yield atau imbal hasil di semua tenor. 

Yield SUN tenor 5Y naik 2,9 bps siang ini menyentuh 6,258%, seperti ditunjukkan data realtime OTC Bloomberg. Sedangkan tenor pendek 2Y naik 0,9 bps.

Adapun tenor acuan 10Y naik 1,9 bps kini ada di 6,608%. Begitu juga tenor 20Y yang juga naik 1,5 imbal hasilnya.

Hanya tenor 11Y dan 13Y yang masih turun yield-nya siang ini masing-masing sebesar 3,4 bps dan 1 bps.

Tekanan di pasar surat utang negara siang ini sepertinya mengikuti tren global. Tingkat imbal hasil surat utang AS, US Treasury, siang ini juga terpantau naik di semua tenor. 

Yield UST-2Y naik tipis 0,7 bps ke posisi 3,901%. Sedangkan tenor 10Y bahkan naik 3,2 bps ke level 4,411%.

Kenaikan yield UST mempersempit selisih imbal hasil dengan SUN menjadi tinggal 216 bps saat ini. Ketika selisih makin sempit, daya tarik obligasi rupiah jadi menyusut karena kalah peringkat utang dan kekuatan valuta.

Tekanan di pasar surat utang tak terjadi di pasar saham. IHSG yang dibuka hijau tadi pagi melanjutkan penguatan hingga naik 0,23% sampai jelang berakhirnya sesi pertama perdagangan. 

Gelar IPO dua emiten yang mencatat lonjakan harga hingga menyentuh batas atas harga (ARA) membawa indeks lebih bergairah ke level 6.922.

(rui)

No more pages