Logo Bloomberg Technoz

Trump merilis surat peringatan tarif pertama dari sejumlah surat yang dijanjikannya, hanya dua hari sebelum batas waktu kesepakatan bagi negara-negara yang terkena tarif resiprokal April 2.

Tarif baru ini, termasuk 25% untuk barang-barang dari Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia; 32% untuk Indonesia; 35% untuk Bangladesh; 36% untuk Thailand dan Kamboja; dan 40% untuk Laos dan Myanmar.

"Sangat mungkin ada kekhawatiran besar di Asia bahwa negosiasi yang seharusnya berlangsung 90 hari sejauh ini menghasilkan banyak tarif AS yang serupa dengan kejutan 2 April," kata Sean Callow, analis senior InTouch Capital Markets di Sydney. "AS jelas hanya punya kapasitas untuk bernegosiasi dengan segelintir mitra dagang, sedangkan sisanya tampaknya disalahkan karena gagal mencapai kesepakatan."

Yen melemah lebih dari 1% terhadap dolar AS di perdagangan New York semalam. Meski terjadi gejolak pasar akibat tarif Trump, saham-saham Jepang pulih dari posisi terendah April, mencerminkan optimisme bahwa Jepang dan negara-negara lain akan mencapai kesepakatan dengan AS guna menghindari gangguan pertumbuhan.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan sekitar belasan negara akan menerima pemberitahuan langsung dari presiden mengenai tarif mereka pada Senin. Surat tambahan akan dikirim dalam beberapa hari ke depan.

"Investor harus waspada terhadap risiko kabar utama," kata Fawad Razaqzada dari City Index dan Forex.com. "Kemungkinan kesepakatan di menit terakhir tinggi, tetapi begitu pula kemungkinan ketegangan perdagangan yang kembali memanas."

Saham AS rebound selama jeda tarif 90 hari. (Bloomberg)

Para analis tersebut mengatakan satu hal positif yang dapat diambil dari perkembangan perdagangan terbaru bahwa tarif yang lebih tinggi tidak akan berlaku selama Juli. Artinya, "ada perpanjangan tidak langsung" dari jeda awal 90 hari yang akan berakhir pada Rabu.

"Hasilnya tentu bisa lebih buruk bagi prospek ekonomi jika peluang relaksasi tambahan tidak disertakan dalam serangan perang dagang terbaru," kata mereka.

Uni Eropa tidak mengharapkan menerima surat penetapan tarif hari ini, menurut sumber yang familiar dengan perundingan mereka. Uni Eropa berusaha menuntaskan kesepakatan awal pekan ini yang memungkinkan mereka mengunci tarif 10% setelah batas waktu 1 Agustus saat mereka menegosiasikan perjanjian permanen. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada CNBC bahwa ia berharap bisa bertemu dengan mitranya dari China dalam beberapa pekan ke depan.

Dolar AS menguat usai Trump umumkan rencana tarif. (Bloomberg)

Pejabat India yang mengetahui masalah ini mengatakan negaranya telah mengajukan tawaran terbaiknya dalam negosiasi dagang, dan nasib kesepakatan sementara kini berada di tangan Trump. 

Para negosiator menyampaikan kepada Washington garis merah yang tidak ingin mereka langgar dalam menuntaskan kesepakatan, termasuk mengizinkan AS mengekspor tanaman transgenik ke India, serta membuka sektor susu dan mobil India ke Amerika. 

Di Rio de Janeiro, beberapa pemimpin merespons ancaman tarif Trump terhadap kelompok BRICS yang beranggotakan 10 negara. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva bergabung dengan Afrika Selatan mengecam Presiden AS.

Sejauh ini, ekonomi AS tetap stabil di tengah ancaman perang dagang global yang semakin memanas. Perekrutan pekerja tetap sehat, dan inflasi tetap terkendali.

Namun, Federal Reserve waspada terhadap tarif meski mendapat tekanan dari Trump untuk menurunkan suku bunga, dan ingin melihat bagaimana tarif tersebut memengaruhi produksi dalam beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, harga minyak naik pada Senin setelah Arab Saudi mengejutkan pelanggan Asia dengan menaikkan harga minyak mentah utamanya, pertanda kepercayaan bahwa pasar dapat menyerap tambahan barel OPEC.

(bbn)

No more pages