Logo Bloomberg Technoz

Dia juga optimistis target lifting minyak dalam APBN 2025 akan tercapai untuk pertama kalinya setelah terus meleset dalam beberapa tahun terakhir. Sampai dengan Mei 2025, realisasi lifting minyak mencapai 567.900 bph.

Baru-baru ini, pemerintah meresmikan peningkatan produksi minyak sebanyak 30.000 bph dari Lapangan Banyu Urip Infil Clastic (BUIC) yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dengan nilai investasi US$4 miliar atau sekitar Rp64,9 triliun (asumsi kurs Rp16.240 per dolar AS).

Bahlil menyampaikan penambahan produksi minyak sebesar 30.000 bph tersebut merupakan tambahan dari produksi awal sebanyak 150.000 bph. Dengan demikian, produksi Exxon di lapangan tersebut mencapai 180.000 bph.

“Jadi total 180.000 bph dengan kata lain 25% dari lifting nasional,” kata Bahli.

Sebelum peresmian lifting Blok Cepu, pemerintah telah lebih dahulu meresmikan proyek onstream Lapangan Forel dan Terubuk, bagian dari Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau.

Proyek pengembangan lepas pantai ini dikerjakan oleh afiliasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Medco E&P Natuna Block B Ltd dengan hak partisipasi 40% dan Medco Daya Abadi Lestari dengan hak partisipasi 35%. Sisanya, hak partisipasi dipegang oleh Prime Energy sebesar 25%.

Medco E&P Natuna Ltd. telah mencapai lifting dari Lapangan Forel sebesar 10.000 bph dan berpotensi mencapai 13.500 bph.

Proyeksi ICP 2026./dok. ESDM

Proyeksi ICP

Di sisi lain, pemerintah juga memproyeksikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dalam asumsi makro 2026 berada di rentang US$60—US$80 per barel.

Menurut Bahlil, perkiraan harga minyak mentah Indonesia pada 2026 tersebut merujuk pada publikasi Badan Administrasi Informasi Energi AS atau Energy Information Administration (EIA) dan polling Reuters.

“Di mana proyeksi harga minyak mentah Brent pada 2026 rata-rata US$63/barel dan WTI [West Texas Intermediate] rata-rata US$59/barel,” kata Bahlil.

Atas estimasi tersebut, berdasarkan KEM-PPKF 2026, harga ICP sesuai hasil rapat koordinasi antarkementerian/lembaga (K/L) dan Bank Indonesia pada 6 Mei 2025 pada 2026 dipetakan di rentang US$60—US$80 per barel.

Sekadar catatan, ICP dalam APBN 2025 ditetapkan sebesar US$82/barel dengan realisasi sampai dengan Mei di level US$70,05/barel. Adapun, sampai dengan akhir tahun ini, ICP diestimasikan berada di rentang US$65—US$80 per barel.

(mfd/wdh)

No more pages