Logo Bloomberg Technoz

Pesawat Boeing 787 yang jatuh di Kota Ahmedabad, India Barat, pada 12 Juni, ditenagai oleh dua mesin buatan General Electric Co. Rekaman video pesawat menunjukkan pesawat kesulitan untuk naik ketinggian setelah lepas landas, lalu jatuh kembali ke tanah, di mana pesawat meledak.

Petunjuk Tambahan

Boeing menolak berkomentar dan merujuk semua pertanyaan ke AAIB, sementara GE mengatakan tidak bisa memberikan komentar tentang penyelidikan yang sedang berlangsung. AAIB dan Air India tidak merespons permintaan komentar.

Apakah dan mengapa kedua mesin kehilangan daya secara bersamaan masih belum diketahui, tetapi penyelidik akan mencari petunjuk tambahan dari dua perekam penerbangan, yang datanya telah diekstraksi dan sedang dianalisis. Para sumber menyebut penyelidikan ini mengeksplorasi berbagai skenario, meski fokus utama adalah pada masalah teknis.

Pilot yang meninjau rekaman tersebut menyoroti fakta bahwa roda pendaratan sebagian sudah miring ke depan, yang menunjukkan kru kokpit telah memulai urutan penarikan roda. 

Pada saat yang sama, pintu roda pendaratan belum terbuka, yang menurut pilot mungkin berarti pesawat kehilangan daya atau mengalami kegagalan hidraulik—sekali lagi mengindikasikan kemungkinan masalah pada mesin yang menyediakan listrik bagi pesawat.

Puing pesawat Air India terlihat di lokasi jatuhnya di Ahmedabad, Gujarat, India, Jumat (13/6/2025). (Siddharaj Solanki/Bloomberg)

Mesin pesawat modern dikendalikan oleh komputer menggunakan sistem yang disebut Full Authority Digital Engine Control (FADEC), yang membantu pilot mengendalikan daya pesawat dan memastikan mesin digunakan secara efisien dan tidak melebihi batas operasionalnya.

Menurut temuan sebelumnya, turbin darurat bernama RAT, yang dipasang dari bagian belakang pesawat jika terjadi kegagalan listrik, diaktifkan sebelum pesawat jatuh. Kipas itu membantu menyediakan daya vital bagi pesawat, meski terlalu kecil untuk menghasilkan daya angkat.

15 Detik

Analisis terhadap reruntuhan menunjukkan bahwa sirip dan bilah sayap, yang membantu pesawat meningkatkan daya angkat selama lepas landas, diperpanjang dengan benar. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk dalam penerbangan sipil India dalam beberapa dekade, dan ini kali pertama Boeing 787 Dreamliner hilang akibat kecelakaan.

Dua orang yang familiar dengan penyelidikan tersebut mengungkap, pilot yang tewas dalam kecelakaan tersebut mengirimkan sinyal Mayday tak lama setelah lepas landas. Hanya ada sekitar 15 detik antara panggilan darurat dan benturan.  

Tim dari Boeing dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mendukung penyelidikan di lapangan.  

Belum diketahui kapan otoritas akan menyampaikan informasi terbaru dari hasil pembacaan perekam penerbangan, yang biasanya memberikan analisis menyeluruh tentang pengaturan dan metrik kinerja pesawat dan percakapan di kokpit.

(bbn)

No more pages