Pelajaran penting: Daripada berpindah ke rumah lebih besar seiring peningkatan penghasilan, Buffett justru bertahan dengan rumah yang nyaman dan sesuai kebutuhan. Ini mencerminkan filosofi bahwa rumah bukan simbol status, melainkan tempat tinggal yang fungsional.
Tips praktis: Pilih rumah yang sesuai kemampuan dan kebutuhan jangka panjang. Hindari tekanan sosial untuk naik kelas demi gengsi.
2. Lebih Memilih Mobil Bekas Daripada Mobil Baru
Buffett memahami bahwa mobil adalah aset yang mengalami depresiasi cepat. Ia terkenal menggunakan mobil bekas yang ia beli setelah terkena hujan es—demi mendapatkan harga lebih murah.
Dengan jarak tempuh tahunannya yang hanya sekitar 5.600 km, Buffett menilai tak ada kebutuhan untuk mengganti mobil secara rutin. Strategi ini menghindarkannya dari kehilangan nilai akibat depresiasi mobil baru.
Keuntungan lain: Mobil bekas cenderung memiliki premi asuransi yang lebih rendah dan biaya penyusutan yang lebih kecil.
Kiat hemat: Hitung jarak tempuh tahunan dan kebutuhan transportasi secara realistis. Pertimbangkan membeli mobil bekas berkualitas baik dan gunakan selama mungkin.
3. Konsumsi Makanan Murah dan Sederhana
Meski memiliki kekayaan luar biasa, Buffett tetap setia dengan menu sarapan McDonald’s yang sederhana. Ia bahkan kerap menggunakan kupon diskon saat makan bersama teman miliardernya seperti Bill Gates.
Gaya makan Buffett menegaskan prinsip hemat bukan tentang seberapa banyak uang yang dihemat dalam satu waktu, tetapi tentang konsistensi dalam menjaga pengeluaran harian tetap rendah.
Kebiasaan Buffett: Membatasi biaya makan pagi maksimal 3,17 dolar AS dan lebih sering makan di rumah dibandingkan restoran mahal.
Tips gaya hidup: Buat rencana makan mingguan, masak sendiri di rumah, dan hindari makan di luar terlalu sering kecuali untuk keperluan khusus.
4. Prioritaskan Pelunasan Utang Berbunga Tinggi
Buffett sangat menentang utang konsumtif, apalagi yang berbunga tinggi. Ia menyebut bahwa meminjam uang dengan bunga 18–20% adalah jalan menuju kehancuran finansial.
Ia menekankan bahwa membayar utang adalah bentuk ‘investasi’ dengan hasil pasti: bebas dari bunga tinggi dan tekanan finansial.
Prinsip emas: Jangan mulai investasi sebelum utang berbunga tinggi lunas. Fokus pada stabilitas sebelum pertumbuhan.
Langkah bijak: Susun daftar utang, bayar yang berbunga tinggi lebih dulu, dan hindari utang konsumtif baru.
5. Menabung Lebih Dulu, Baru Belanja Kemudian
Buffett menjunjung tinggi prinsip “pay yourself first”. Ia menyarankan agar setiap pendapatan yang diterima langsung dialokasikan untuk tabungan dan investasi sebelum digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Dengan metode ini, tabungan menjadi prioritas dan bukan sekadar sisa. Tabungan yang konsisten, walaupun kecil, akan menumpuk seiring waktu dan membentuk pondasi kekayaan.
Cara praktis: Atur transfer otomatis ke rekening tabungan atau investasi setiap kali gajian. Tetapkan jumlah tetap atau persentase tertentu dari pendapatan.
Kebiasaan hidup hemat ala Warren Buffett menunjukkan bahwa kesuksesan finansial bukan semata-mata soal penghasilan besar, tetapi keputusan cerdas dalam membelanjakan uang. Dari rumah sederhana, mobil bekas, hingga makan murah, semua mengarah pada satu tujuan: mengalokasikan uang untuk aset yang bernilai jangka panjang, bukan konsumsi sesaat.
Frugal living bukan berarti pelit atau menyiksa diri, melainkan tentang kesadaran dalam pengeluaran. Setiap penghematan kecil hari ini bisa menjadi investasi besar di masa depan. Dan jika seorang miliarder seperti Buffett saja bisa hidup hemat, mengapa anda tidak?
(seo)































