Kendati demikian, Airlangga tidak menjelaskan dengan lengkap mengenai aspek dan sektor yang masuk ke dalam penawaran kedua tersebut.
Hal yang terang, Airlangga mengatakan tawaran kedua tersebut sudah diterima oleh AS. Selain itu, Indonesia juga telah berkomunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), United States Secretary of Commerce Howard Lutnick, dan US Secretary of Treasury Scott Bessent.
"Pemerintah sudah terus berkomunikasi, baik secara tertulis. Indonesia punya tawaran kedua dan ini sudah diterima oleh AS. Tentu dari AS, kita sudah bicara juga dengan USTR Secretary of Commerce dan Secretary of Treasury," ujarnya.
Selain itu, Airlangga mengatakan tim dari Indonesia sudah siap dan menungu (standby) di Washington, D.C. Hal ini dilakukan agar Delegasi Indonesia bisa langsung memberikan klarifikasi atau tanggapan bila terdapat perubahan kebijakan dari AS.
Sebelumnya, Airlangga memang mengonfirmasi telah melakukan pertemuan secara daring atau online dengan US Secretary of Treasury Scott Bessent pada Rabu (25/6/2025). Hal ini menjadi bagian dari upaya negosiasi tarif perdagangan.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga meminta tanggapan dari Bessent atas tawaran yang disampaikan Tanah Air kepada Gedung Putih, termasuk hal-hal lain yang masih diharapkan oleh AS.
Namun, Airlangga memastikan AS tidak meminta tawaran baru. Dalam hal ini, Bessent memandang bahan negosiasi yang disampaikan Indonesia sudah cukup untuk merepresentasikan keinginan AS.
"Apa yang ditawarkan oleh Indonesia dijelaskan dan tentunya Indonesia ingin mendapatkan feedback. Apa saja yang sekiranya masih diharapkan oleh AS, dari pembicaraan kemarin cukup positif," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, Kamis (26/5/2025).
Sebelumnya, China dengan tegas menyatakan bakal menentang negara mana pun yang mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS tetapi berisiko mengorbankan kepentingan China dengan imbalan keringanan tarif.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Perdagangan China pada Sabtu (28/6/2025) malam.
"Jika situasi seperti itu terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan mengambil tindakan balasan yang tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah," kata seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya dalam menanggapi pertanyaan media tentang pembicaraan perdagangan AS baru-baru ini dengan negara lain.
"Telah terbukti bahwa hanya dengan menegakkan prinsip dan posisinya dengan tegas, suatu negara dapat benar-benar melindungi hak-haknya yang sah."
AS telah memberlakukan tarif timbal balik pada mitra dagangnya yang akan naik pada awal Juli yang melarang kesepakatan perdagangan.
Hal ini adalah tindakan intimidasi sepihak yang secara serius merusak sistem perdagangan multilateral dan mengganggu tatanan perdagangan internasional yang normal, kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa China secara konsisten dan tegas menentang praktik semacam itu.
(lav)






























