Dalam kontrak jual beli setrum itu, Medco mesti meningkatkan kapasitas listrik sampai 110 MW kepada PLN. Area panas bumi ini mencakup tiga kabupaten di Jawa Timur yaitu Bondowoso, Banyuwangi, dan Situbondo.
“Jadi Pak Hilmi cerah terus, karena kontraknya dengan PLN jalan terus,” kata Bahlil.
Didukung oleh 83 menara transmisi dan jalur transmisi 150kV, proyek tersebut akan meningkatkan stabilitas jaringan listrik dan diharapkan dapat mengalirkan listrik ke sekitar 85.000 rumah tangga di sistem Jawa—Bali.
Direktur Utama PT MedcoEnergi Internal Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro menargetkan pengembangan fase 2 untuk PLTP Ijen bisa dilakukan paling cepat 2 tahun mendatang.
“Tapi cadangannya semuanya sudah ada, mudah-mudahan dalam waktu 2 tahun sampai 3 tahun kita bisa FID,” kata Hilmi selepas seremoni peresmian PLTP Ijen.
Di sisi lain, Hilmi menambahkan, perseroannya turut melakukan pengeboran untuk penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSP-E) panas bumi Bonjol, Sumatra Barat.
“Di akhir bulan Juli, kita akan ngebor di Bonjol, Sumatra Barat, yang di Bonjol itu baru eksplorasi,” kata Hilmi.
Kendati demikian, emiten keluarga Panigoro itu belakangan mencatatkan tren koreksi penjualan listrik secara tahunan pada kuartal I-2025.
MEDC membukukan penjualan listrik sebesar 871 gigawatt hour (GWh) sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025, atau minus 23,9% dibandingkan dengan kuartal IV-2024 di angka 1.146 GWh.
Manajemen MEDC menerangkan koreksi penjualan setrum itu disebabkan karena pemeliharaan PLTGU Riau, kejadian gempa bumi di dekat fasilitas geothermal Sarulla, serta banjir di PLTS Sumbawa.
Kendati demikian, dampak dari sejumlah gangguan jangka pendek ini sebagian diimbangi oleh beroperasinya proyek panas bumi Ijen fase I berkapasitas 35 megawatt (MW) pada Februari 2025 lalu.
Sementara itu, MEDC mencatatkan laba bersih sebesar US$17,62 juta atau sekitar Rp293,73 miliar (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS) sepanjang kuartal I-2025.
Torehan itu terkoreksi 76,13% dari capaian laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$72,65 juta atau sekitar Rp1,23 triliun (asumsi kurs Rp16.129 per dolar AS).
(naw/wdh)






























