Proyek PLTS Bali Timur itu memiliki kapasitas setrum mencapai 25 megawatt (MW). Proyek ini telah beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) awal Juni 2025.
“Tidak lama lagi kita akan sampai di semua desa, PLN akan bekerja keras, swasta juga akan ikut kerja keras,” kata Prabowo.
Komitmen pemerintah pusat untuk menaikkan rasio listrik desa belakangan tecermin lewat pagu anggaran yang dialokasikan untuk program ini.
Pemerintah menargetkan 780.000 rumah tangga di seluruh desa dapat mengakses aliran listrik selambatnya pada 2029, melalui program Listrik Desa (Lisdes) yang investasinya ditaksir mencapai Rp50 triliun.
Adapun, program Lisdes ditargetkan untuk mencakup penambahan kapasitas pembangkit listrik sepanjang 294 MW selama kurun 2025—2029.
Dalam paparan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025—2034, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjabarkan peta jalan pendanaan Lisdes untuk masing-masing tahun hingga 2029.
Khusus tahun ini, investasi untuk program Lisdes ditargetkan mencapai Rp4,52 triliun, dengan perincian Rp3,85 triliun untuk pembangunan jaringan listrik perdesaan, Rp0,22 triliun untukk peningkatan jam nyala 24 jam per hari, dan Rp0,45 triliun untuk bantuan pasang baru listrik (BPBL) atau instalasi gratis.
Dalam seremoni yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berkomitmen untuk mendorong adopsi proyek PLTS untuk menutupi kesenjangan listrik di daerah desa.
“Sesuai arahan bapak presiden, desa-desa ini akan memakai PLTS dan sekarang sudah kita mulai,” kata Bahlil.
(naw/wdh)