Logo Bloomberg Technoz

Gejala yang dialami seseorang bergantung pada manifestasi klinis yang terjadi dengan rincian sebagai berikut:

A.     Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS): demam, sakit kepala, nyeri badan, malaise (lemas), dan ikterik (jaundice/tubuh menguning)

B.    Hantavirus pulmonary syndrome (HPS): demam, nyeri badan, malaise (lemas), batuk, dan sesak napas.

Hingga saat ini, di Indonesia hanya ditemukan kasus Hanta dengan manifestasi klinis berupa HFRS.

Efek virus Hanta

Angka kematian HFRS di tingkat global berbeda tergantung dari jenis strain virus, dimana rata-rata angka kematian (CFR) ialah sebesar 5-15%.

Cara mencegah virus Hanta

Pencegahan terhadap penyakit virus Hanta dilakukan utamanya melalui pengendalian rodensia serta mencegah kontak dengan urin, tinja, air liur, dan tempat bersarang rodensia. 

Upaya mencegah kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.     Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

2.     Menjaga kebersihan rumah serta tempat-tempat yang sudah lama tidak dipakai, terutama di ruang bawah tanah, loteng, gudang, dan tempat penyimpanan untuk mencegah rodensia masuk ke dalam rumah.

3.     Hindari menyentuh rodensia baik yang hidup atau mati.

4.     Melakukan pengelolaan sampah secara benar.

5.     Menempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensia

6.     Menggunakan alat pelindung diri bagi pekerja yang berisiko kontak dengan rodensia seperti petani, buruh bangunan, tenaga laboratorium, dan dokter hewan.

Terkait pengobatan, tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit virus Hanta. Saat ini pengobatan bersifat suportif dan simtomatis (berdasarkan gejala yang dialami kasus).

Upaya yang sudah dilakukan Kemenkes

Beberapa upaya yang telah dilakukan Kemenkes:

1.     Tersedianya  Pedoman  Pencegahan  dan  Pengendalian  Penyakit  Virus  Hanta, Frequently Asked Questions (FAQ), serta media KIE

2.     Sosialisasi Kewaspadaan Penyakit virus Hanta untuk seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia

3.     Pelaksanaan surveilans sentinel penyakit infeksi emerging di 19 RS yang mencakup penemuan kasus penyakit virus Hanta

4.     Tatalaksana kasus di rumah sakit

5.     Penyelidikan Epidemiologi dan Pengendalian Binatang Pembawa Penyakit (termasuk pengambilan spesimen pada binatang pembawa penyakit) yang melibatkan 

Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan setempat, Puskesmas setempat, serta perangkat desa setempat.

Penyakit virus Hanta ditetapkan sebagai KLB jika ditemukan dua atau lebih kasus konfirmasi penyakit virus Hanta tipe HFRS di suatu daerah dalam kurun waktu satu kali masa inkubasi (2 minggu). Untuk kasus penyakit virus Hanta di Bandung Barat belum memenuhi kriteria KLB tersebut

Situasi terkini kasus penyakit virus Hanta di Indonesia

1.     Per tanggal 19 Juni 2025, telah dilaporkan 8 kasus penyakit virus Hanta tipe HFRS di Indonesia yang ditemukan melalui surveilans.

2.     Kasus tersebut dilaporkan dari 4 provinsi, yakni DI Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara

3.     Saat ini, seluruh kasus sudah dinyatakan sembuh

(dec/spt)

No more pages