“Komentar tersebut membebani sentimen investor dan menunjukkan adanya tanda-tanda pasar yang mulai memanas dalam bisnisnya,” kata Steven Leung, direktur eksekutif di UOB Kay Hian Hong Kong Ltd., merujuk pada Pop Mart.
“Namun, ini hanya pengingat ringan karena tidak berasal langsung dari pejabat pemerintah.”
Di China, pemerintah melarang penjualan blind box kepada anak-anak di bawah usia delapan tahun karena kekhawatiran terhadap potensi kecanduan. Sebelum otoritas memberlakukan pedoman tersebut pada tahun 2023, risiko regulasi merupakan salah satu perhatian utama para investor.
Namun, meskipun saham Pop Mart melemah pekan ini, perusahaan tersebut masih menjadi saham dengan kinerja terbaik dalam Indeks MSCI China, karena antusiasme konsumen terhadap mainannya telah menjadikannya salah satu perusahaan pertumbuhan paling panas di China. Analis Wall Street terus menaikkan target harga saham perusahaan ini, dengan alasan meningkatnya pengaruh kekayaan intelektual miliknya.
Selebriti termasuk Rihanna dan Lisa dari BlackPink terlihat membawa mainan Pop Mart, menjadikannya salah satu merek konsumen China yang paling menonjol dan meraih popularitas secara global. Para pembuat kebijakan di Beijing telah berupaya mendorong kisah sukses semacam ini, yang mungkin meredam ekspektasi akan tindakan pengetatan yang lebih keras.
“Kami meyakini bahwa pemerintah tetap mendukung perkembangan kekayaan intelektual (IP) di China, namun ingin melindungi anak di bawah umur dan merapikan ketidakteraturan yang ada,” tulis para analis Jefferies termasuk Anne Ling dalam sebuah catatan.
Kayou, produsen kartu koleksi asal China, menunda rencana penawaran umum perdana (IPO) di Hong Kong tahun lalu setelah muncul pemberitaan negatif seputar industri tersebut dari media pemerintah Tiongkok. Perusahaan itu kembali mengajukan rencana pencatatan sahamnya pada April.
(bbn)
































