Dalam hal ini, AS merasa perlu menjaga kepentingan nasionalnya. Terlebih, selama ini AS menjadi pasar dari seluruh dunia yang memberikan dampak terhadap struktur perekonomian AS karena sektor manufakturnya menjadi kalah bersaing dan pindah ke negara dengan upah yang lebih rendah dan efisiensi lebih tinggi.
AS, sebagai negara besar, juga tidak lagi mempercayai lembaga multilateral seperti World Trade Organization (WTO) karena merasa kepentingan nasional tidak terwadahi. Sehingga, negara yang kuat merasa bahwa mereka harus menyelesaikan permasalahannya tanpa melibatkan institusi multilateral. Hal ini kemudian menciptakan unilateral.
"Ketidakpastian bukan karena shock bencana alam yang menyebabkan pasokan barang mengalami destruksi yang biasanya temporer atau karena ada perubahan iklim di mana panen dari pangan itu gagal itu juga biasanya temporer," ujarnya.
Sri Mulyani juga menyinggung kebijakan unilateral berupa kebijakan tarif dari AS terhadap semua mitra dagang bukan hanya bersifat kebijakan domestik, melainkan akan membentuk tata kelola global yang baru.
"Inilah yang saya sebutkan tadi ketidakpastian secara global sekarang menyentuh faktor fundamental yaitu mengenai bagaimana suatu negara, suatu ekonomi seharusnya saling berinteraksi satu sama lain," ujarnya.
(dov/spt)































