Logo Bloomberg Technoz

Rudal ini mampu mengubah lintasan di tengah penerbangan, sebuah ciri khas dari kendaraan luncur hipersonik (HGV) dengan target mampu menembus sistem pertahanan modern dan menghantam target bernilai tinggi dengan akurasi tinggi.

Rudal balistik hipersonik Fattah‑1. (Sumber: Tasnimnews)

Di sisi lain, Iran juga memperkenalkan Khorramshahr-4, rudal balistik jarak menengah yang juga dilengkapi teknologi hipersonik dan sistem penargetan canggih.

Dengan jangkauan lebih dari 2.000 km dan kapasitas hulu ledak seberat 1.500 kg, rudal Khorramshahr-4 diklaim dapat mengancam berbagai aset militer dan infrastruktur penting di Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Atas kecepatan dan manuverabilitasnya, menjadikannya tantangan serius bagi sistem pertahanan seperti Arrow, David’s Sling, Iron Dome, serta Patriot milik AS yang ditempatkan di Teluk.

Meski begitu, cukup banyak pengamat pertahanan meragukan kemampuan Iran mengembangkan teknologi ini secara mandiri, mengingat keterbatasan akses dan isolasi internasionalnya.

Dugaan kuat mengarah pada keterlibatan Rusia, yang dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi rudal hipersonik, dalam memberikan dukungan teknis maupun alih teknologi.

Namun, dari perspektif strategis, kemajuan ini memperkuat kemampuan Iran dalam memproyeksikan kekuatan dan menghalangi intervensi militer dari lawan-lawannya.

Eskalasi perang yang makin tinggi antara Israel dengan Iran. (Bloomberg)

Rudal hipersonik, yang dapat melaju lebih dari Mach 5 atau sekitar 6.000 km/jam, mampu mencapai target dalam hitungan menit dan sangat sulit dicegat oleh sistem pertahanan konvensional.

Pertahanan udara Israel untuk antisipasi serangan rudal. (Bloomberg)

Fokus Iran pada teknologi ini juga sejalan dengan strategi perang asimetris yang telah lama dijalankannya—memanfaatkan rudal dan drone untuk mengimbangi kekuatan militer konvensional yang dimiliki oleh AS dan Israel.

(wep)

No more pages