Logo Bloomberg Technoz

Rupiah 'Merah' akibat Iran-Israel, Defisit APBN Bisa Makin Dalam

Dovana Hasiana
17 June 2025 10:50

APBN Putar Arah, Surplus Rp4,3 Triliun di Bulan April. (Diolah dari Berbagai Sumber)
APBN Putar Arah, Surplus Rp4,3 Triliun di Bulan April. (Diolah dari Berbagai Sumber)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai depresiasi rupiah akibat ketegangan Iran dan Israel bisa berdampak pada defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan depresiasi rupiah sudah mulai menjauhi level Rp16.000/US$ yang ditetapkan sebagai asumsi dasar makro pada APBN 2025. Dalam kaitan itu, Yusuf menggunakan asumsi depresiasi rupiah ke level Rp16.273/US$.

Mengacu pada Sensitivitas Ekonomi Makro dalam Buku II Nota Keuangan APBN 2025, depresiasi rupiah Rp100/US$ berpotensi menambah defisit sebesar Rp3,4 triliun. Dengan posisi rupiah yang sekitar Rp16.273/US$, lebih lemah dari asumsi, maka tambahan defisit bisa mencapai lebih dari Rp9 triliun. Pada 2025, target defisit adalah Rp616,2 triliun atau 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Pada Senin (16/6/2025), rupiah spot ditutup menguat 0,18% di level Rp16.265/US$. Pelemahan rupiah mengikuti gelombang kemerosotan yang melanda mayoritas mata uang di kawasan Asia. 

"[Tambahan defisit] berasal dari meningkatnya beban pembayaran utang luar negeri, kenaikan biaya subsidi, serta tekanan pada belanja barang impor pemerintah," ujar Yusuf kepada Bloomberg Technoz, Senin (16/6/2025).