Logo Bloomberg Technoz

Seluruh negara anggota NATO juga meningkatkan anggaran, dengan 18 negara di antaranya mencapai target pengeluaran lebih dari 2% PDB, angka tertinggi sejak target tersebut ditetapkan pada 2014.

Dari sisi geopolitik, lonjakan belanja pertahanan mencerminkan dua dinamika besar: ketegangan regional seperti di Timur Tengah dan Ukraina yang mendorong penguatan militer lokal, serta pergeseran global menuju era persenjataan masif dan kontrol strategis yang lebih ketat.

Industri Militer Mendukung Kekuatan Militer

Ilustrasi. Pesawat tempur F-16 milik Angkatan Udara Portugal di Amari, Estonia. (Peter Kollanyi/Bloomberg)

Kekuatan militer bukan hanya soal anggaran, tetapi juga didorong oleh industri pertahanan global. Berdasarkan Visual Capitalist, perusahaan-perusahaan seperti RTX (US), Honeywell (US), Safran (Prancis) menguasai kapitalisasi pasar terbesar dalam industri militer.

RTX—perusahaan asal Amerika Serikat yang dikenal luas dengan sistem rudal dan mesin pesawat canggih—baru-baru ini mengamankan kontrak senilai US$1,2 miliar untuk memasok sistem pertahanan udara dan rudal Patriot ke Jerman. Sistem ini telah menjadi andalan NATO dalam menghadapi ancaman udara modern dan digunakan secara luas di berbagai negara anggota aliansi tersebut.

Menyusul di posisi kedua, Honeywell (NASDAQ: HON), perusahaan manufaktur diversifikasi, mengumumkan bahwa mulai tahun 2026, mereka akan beroperasi dalam tiga unit bisnis terpisah: otomatisasi, kedirgantaraan, dan material canggih. Sebelumnya, pada Oktober 2024, Honeywell dianugerahi kontrak senilai US$103 juta dari Angkatan Darat AS guna mengembangkan sistem radar generasi berikutnya, memperkuat portofolionya di sektor teknologi sensor dan pengawasan.

Pada urutan ketiga, Safran (EPA: SAF), raksasa pertahanan asal Prancis, menjadi perusahaan militer paling bernilai di luar AS. Safran dikenal atas keahliannya dalam mesin pesawat terbang, sistem navigasi, dan teknologi aviasi militer. Pada April 2025, Safran mengumumkan pembukaan kantor pusat barunya di Virginia, AS, sebagai langkah strategis untuk memperluas dukungan terhadap berbagai program pertahanan dan antariksa AS.

Menyitir dari Global Firepower, berikut 10 negara dengan anggaran militer terbesar pada tahun 2025:

  1. Amerika Serikat - US$895 miliar
  2. China - US$266,85 miliar 
  3. Russia - US$126 miliar
  4. India - US$75 miliar 
  5. Arab Saudi - US$74,76 miliar
  6. Inggris - US$71,50 miliar
  7. Jepang - US$57 miliar 
  8. Australia - US$55,70 miliar
  9. Perancis - US$55 miliar
  10. Ukraina - US$53,7 miliar.

(wep)

No more pages