Logo Bloomberg Technoz

Rob Verdonck and Stephen Stapczynski -- Bloomberg News

Bloomberg, Abu Dhabi National Oil Co. (Adnoc) mengajukan penawaran akuisisi senilai US$18,7 miliar untuk perusahaan migas asal Australia, Santos Ltd., sebagai langkah ekspansi terbaru raksasa energi Timur Tengah itu di pasar gas alam cair (LNG) global.

Penawaran ini menjadi salah satu yang terbesar yang pernah dilakukan oleh unit investasi Adnoc, XRG PJSC, yang makin gencar masuk ke sektor LNG, mengikuti jejak produsen minyak global lainnya seperti Saudi Aramco.

Santos memiliki hak partisipasi di sejumlah fasilitas produksi utama di Australia dan Papua Nugini.

Menurut pernyataan resmi Santos, Adnoc telah menyampaikan dua penawaran sebelumnya pada Maret lalu.

CEO Santos Kevin Gallagher selama beberapa tahun terakhir menolak sejumlah pendekatan dari perusahaan sejenis, namun belakangan mendapat tekanan dari investor yang menginginkan nilai tambah lebih besar dari produsen energi fosil terbesar kedua di Australia tersebut.

"Gallagher layak mendapat apresiasi karena berhasil mendapatkan penawaran premium seperti ini – ia akan memperoleh insentif besar atas keberhasilan tersebut," ujar analis energi MST Marquee, Saul Kavonic. "Gallagher telah menemukan parasut emasnya."

Santos memiliki hak partisipasi di sejumlah fasilitas produksi utama di Australia dan Papua Nugini.

Konsorsium yang dipimpin oleh XRG PJSC juga melibatkan Abu Dhabi Development Holding Co. dan Carlyle Group Inc. Mereka menawarkan US$5,76 (A$8,89) per saham Santos, atau 28% lebih tinggi dari harga penutupan akhir pekan lalu.

Dewan direksi Santos menyatakan akan merekomendasikan penawaran ini secara bulat kepada para pemegang saham.

Saham Santos melonjak hingga 15% pada perdagangan Senin pagi, kenaikan intraday tertinggi sejak April 2020, dan diperdagangkan di level A$7,805 pada pukul 11.53 waktu Sydney.

Di bawah kepemimpinan Gallagher, Santos menjalankan strategi ekspansi agresif untuk meningkatkan produksi hingga 50% pada akhir dekade ini—sebuah pendekatan yang sempat menuai kritik karena dianggap mengorbankan imbal hasil jangka pendek.

Namun, strategi tersebut kini dinilai membuahkan hasil setelah menarik perhatian Adnoc yang tengah mencari perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi.

"XRG milik Adnoc membayar mahal demi masuk ke arena LNG global," kata Kavonic.

"Transaksi ini sejalan dengan strategi XRG untuk membangun bisnis gas dan LNG global yang terintegrasi dan terdepan," tulis Adnoc dalam pernyataannya.

Mereka juga menyatakan siap berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis gas dan LNG milik Santos.

Namun demikian, potensi transaksi ini masih menghadapi tantangan regulasi, khususnya dari Badan Peninjau Investasi Asing Australia (FIRB), mengingat Santos merupakan pemasok gas domestik utama di Australia, menurut analis Citigroup Inc., termasuk Paul McTaggart, dalam catatan yang dikirim melalui email.

Santos sempat menolak penawaran akuisisi dari Harbour Energy pada 2018 lalu, dan negosiasi dengan Woodsie Energy jalan di tempat tahun lalu.

Santos telah lama menjadi target akuisisi. Pada 2018, perusahaan yang berbasis di Adelaide ini menolak serangkaian penawaran dari Harbour Energy Ltd. asal AS. Sementara negosiasi dengan Woodside Energy Group Ltd. gagal mencapai kesepakatan tahun lalu.

Beberapa investor juga mendorong Santos untuk memisahkan aset LNG unggulannya dari bisnis minyak di Alaska dan gas domestik di Australia guna memaksimalkan valuasi.

Goldman Sachs Group Inc. dan JB North & Co. bertindak sebagai penasihat keuangan bagi Santos, sementara Rothschild & Co. bertindak sebagai penasihat independen dewan. Di sisi lain, konsorsium Abu Dhabi menunjuk JPMorgan Chase & Co. sebagai penasihat transaksi.

(bbn)

No more pages