"Sambil itu, kan kita sekarang bisa impor crude [minyak mentah] lebih fleksibel. Jadi kita tidak terlibat kontrak panjang. Kita bisa modifikasi kalau ada gangguan di satu titik, bisa shift [geser] misalnya dari Afrika," tutur dia.
Serangan Israel terhadap Iran telah menyuntikkan risiko geopolitik baru ke pasar minyak dunia, yang memicu gejolak harga komoditas andalan dunia tersebut.
Bahkan, sejumlah perusahaan pelayaran, pialang, dan analis memperingatkan risiko terhadap jalur laut utama di Timur Tengah setelah serangan Israel terhadap Iran, menurut laporan Bloomberg.
Perusahaan pelayaran yang berbasis di Tokyo Nippon Yusen KK, Mitsui OSK Lines Ltd., Kawasaki Kisen Kaisha Ltd, misalnya, menjadi termasuk yang pertama meminta kapal untuk berhati-hati setelah serangan.
Perusahaan lain diperkirakan akan menyusul, karena serangan tersebut mengalihkan fokus pada titik-titik rawan minyak dan perdagangan peti kemas di kawasan tersebut.
“Ancaman perang di Timur Tengah merupakan hal yang penting bagi tarif angkutan,” kata Anoop Singh, kepala penelitian pengiriman global Oil Brokerage Ltd, tentang kapal tanker minyak.
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi
(ibn/wdh)
































