Namun, klaim tersebut langsung dibantah oleh pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya. Ia menegaskan pesan tersebut adalah hoaks dan tidak berdasar. Dia menjelaskan, ikon yang dimaksud dalam pesan viral itu hanyalah fitur biasa pada interface WhatsApp, bukan indikator adanya peretas.
“Bubarkan GWA [Group WhatsApp] buat lagi, yah muncul lagi tombolnya. Itu bukan tombol hacker,” ujar Alfons dalam penjelasannya di akun Instagram pribadinya, @alfonstan, Rabu (4/6/2025).
Ia menerangkan, voice chat hanya tersedia untuk grup dengan lebih dari 33 anggota, di mana fitur ini seperti obrolan suara grup yang bisa diikuti oleh banyak orang.
“Ini adalah fitur voice chat dari WhatsApp dan akan muncul khusus untuk group yg memenuhi syarat. 33 - 256 member bisa voice chat. Member di bawah itu tidak muncul, di atas itu iconnya buram," jelasnya.
Alfons beri saran masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi-informasi menyesatkan semacam ini, apalagi jika disertai dengan narasi yang menakutkan tanpa dasar teknis. “Jangan membuat kepanikan. Kalau ada hackernya, nggak kelihatan seperti itu. Persis sama, bahkan profile picturenya juga sama dengan teman anda,” kata Alfons.
Voice chat merupakan fitur yang memungkinkan pengguna mengobrol langsung dengan orang banyak sekaligus di dalam sebuah grup WhatsApp. Berbeda dengan panggilan suara atau telepon di grup, fitu ini memungkinkan anggota grup untuk berbicara secara langsung tanpa harus calling semua nomor anggota.
(wep)





























