Logo Bloomberg Technoz

“Kami menghargai kesabaran masyarakat Bengkulu yang harus antre dalam mendapatkan BBM dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” kata Heppy saat dimintai konfirmasi. 

Untuk mengatasi hal tersebut, kata Heppy, Pertamina telah melakukan berbagai langkah mitigasi dan percepatan pemulihan distribusi.

Misalkan, Heppy mengatakan, perseroannya telah mengalihkan pasokan BBM dari Terminal BBM Lubuk Linggau dan Terminal BBM Jambi.

Meskipun jarak tempuh dari titik suplai alternatif ini lebih jauh dan cukup berat, Pertamina memastikan distribusi tetap dilakukan secara maksimal.

Pertamina Patra Niaga telah menambah 10 unit mobil tangki dan awktu pelayanan pada dua terminal tersebut.

“Kami berharap pengerukan pelabuhan atau dermaga Pulau Baai dapat segera dilakukan agar pasokan BBM ke masyarakat Bengkulu dapat segera normal kembali,” ujarnya. 

Kelangkaan BBM di Bengkulu sudah terjadi sepekan terakhir. Sejumlah SPBU belakangan dilaporkan tidak memiliki ketersediaan BBM.

Masyarakat pun harus antre berjam-jam untuk mendapatkan BBM. Di tengah kelangkaan itu, harga BBM di pedagang eceran pun melonjak, bahkan mencapai Rp25.000 hingga Rp30.000 per liter. 

Berdasarkan unggahan media sosial TikTok Bengkulu Info, antrean BBM di Bengkulu masih mengular pada Senin (26/5/2025). Antrean tersebut terjadi di sejumlah SPBU di Bengkulu. Bahkan antrean kendaraan di salah satu SPBU mencapai 2 kilometer (km). 

Kejadian kelangkaan BBM di Bengkulu telah terjadi sejak momentum IdulFitri 2025. Pertamina Patra Niaga telah menetapkan status darurat level I di Pelabuhan Baai, Bengkulu.

Penerapan status tersebut usai kapal pengangkut BBM gagal merapat di dermaga akibat pendangkalan alur.

Tak hanya di Provinsi Bengkulu, kelangkaan BBM juga terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur yang membuat warga harus mengantre berjam-jam di SPBU.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro mengatakan Pertamina sengaja menghentikan distribusi BBM ke Balikpapan karena bensin yang hendak dikirim ke Kota Minyak tersebut tidak memenuhi spesifikasi.

Perusahaan pelat merah tersebut, lanjutnya, memang diterpa isu 'Pertamax oplosan' yang meresahkan masyarakat beberapa waktu terakhir.

Dia menuturkan langkah tersebut diambil sebagai cara Pertamina untuk memastikan BBM yang dikonsumsi masyarakat benar-benar berkualitas.

Akan tetapi, BBM yang memenuhi spesifikasi itu terlambat masuk sehingga menyebabkan kelangkaan BBM di Balikpapan.

“Itu juga bagian dari pengawasan kita untuk menyampaikan men-deliver kualitas BBM sesuai spek. Pada saat itu kami mendapati BBM yang akan dipasarkan speknya masih belum masuk sehingga tidak kita distribusikan,”  kata Wiko dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (22/5/2025).

Walhasil, Pertamina memilih mengambil stok BBM dari Samarinda dan Banjarmasin, termasuk memproduksi ulang dari Kilang Balikpapan.

“Jadi itu bagian dari kami untuk tidak mendistribusikan BBM yang kualitasnya tidak masuk,” ucap Wiko.

(mfd/naw)

No more pages