"Diskon tarif listrik kayak sebelumnya, tetapi kita turunkan di bawah 1.300 VA. Kalau kemarin kan sampai 2.200 VA. Iya [tetap 50%]," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, dikutip Sabtu (24/5/2025).
Dikonfirmasi secara terpisah, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan tujuan dari insentif diskon listrik tidak hanya untuk meningkatkan daya beli, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025.
Susiwijono berharap insentif tersebut bisa menjaga pertumbuhan ekonomi pada level 5% di kuartal II-2025.
"Itu kan menjaga angka psikologis. Kita semuanya menjaga angka psikologis, apapun upaya kita kita kalau bisa tetap baseline-nya di 5%. Walaupun globalnya kan juga tidak mudah, kondisinya situasi geopolitik global, market, rantai pasok, semuanya kan ada kondisi global seperti ini."
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan insentif diskon tarif listrik 50% yang berlaku pada Januari dan Februari 2025 telah dinikmati oleh 135,9 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Insentif ini menghabiskan anggaran negara dari postur belanja subsidi listrik mencapai Rp13,6 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan diskon tarif listrik pada Januari 2025 dinikmati oleh 71,1 juta pelanggan, sedangkan pada Februari 2025 digunakan oleh 64,8 juta pelanggan.
"Total anggaran yang diperlukan masih dalam proses estimasi, tapi angka sementara Rp13,6 triliun," ujar Suahasil dalam Konferensi Pers Laporan APBN Kinerja dan Faktar Periode Februari 2025, Kamis (13/3/2025).
Suahasil menjelaskan penurunan tarif listrik pada dua bulan pertama tahun ini telah berkontribusi signifikan terhadap penurunan inflasi, bahkan deflasi yang dipicu kebijakan pemerintah atau biasa disebut kelompok administrated price.
(dov/wep)


































