Logo Bloomberg Technoz

G-7 Soroti Praktik Dagang Tak Adil, Sindir China

News
23 May 2025 13:10

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy duduk bersama para pemimpin Kelompok Tujuh (G-7) di Hiroshima, Jepang, Minggu 21/5/2023). (Source: Japan Pool)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy duduk bersama para pemimpin Kelompok Tujuh (G-7) di Hiroshima, Jepang, Minggu 21/5/2023). (Source: Japan Pool)

Daniel Flatley, Jorge Valero, Erik Hertzberg dan William Horobin - Bloomberg News

Bloomberg, Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara Kelompok Tujuh atau Group of Seven (G-7) sepakat untuk menangani "ketimpangan berlebihan" dalam perekonomian global—sebuah pernyataan yang secara tersirat ditujukan kepada China, meskipun nama negara itu tidak disebutkan secara eksplisit dalam komunike akhir.

Para pejabat menyatakan perlunya pemahaman bersama tentang bagaimana “kebijakan dan praktik non-pasar” merusak keamanan ekonomi internasional. Mereka juga sepakat pentingnya menciptakan “arena persaingan yang setara” dan menekankan pendekatan terkoordinasi dalam menangani dampak dari pihak-pihak yang tidak mematuhi aturan dan kurang transparan.

Pernyataan ini dirilis pada Kamis (22/5/2025) sebagai rangkuman dari pertemuan selama tiga hari antara pejabat G-7—Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang—yang berlangsung di Banff, Kanada. Isi akhir komunike tersebut tidak banyak berubah dari draf awal yang sebelumnya dilaporkan oleh Bloomberg News.

Menteri Keuangan Kanada, Francois-Philippe Champagne, menegaskan bahwa komunike tersebut tidak dilunakkan untuk menyenangkan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent. Ia menyebut diskusi berlangsung secara “terbuka” dan “konstruktif”, termasuk terkait kebijakan tarif AS, dan ada beberapa titik temu yang berhasil dicapai.