Logo Bloomberg Technoz

“Ketegangan soal tarif akan selalu ada. Tapi selalu ada ruang untuk menemukan kesamaan,” ujar Champagne dalam konferensi pers penutupan, seraya menyoroti diskusi soal praktik non-pasar.

Komunike juga menyerukan kajian terkait “konsentrasi pasar dan ketahanan rantai pasok global.”

Dalam pernyataan itu, G-7 menyoroti meningkatnya volume pengiriman internasional bernilai rendah—dikenal sebagai paket “de minimis”—yang umumnya berasal dari peritel China seperti Temu dan Shein. Paket-paket ini disebut berpotensi membebani sistem bea cukai dan perpajakan serta rawan digunakan untuk penyelundupan barang ilegal, termasuk narkotika.

Meski tidak menyebut China secara eksplisit, Gubernur Bank Sentral Kanada, Tiff Macklem, dalam konferensi pers penutupan secara langsung menyinggung “praktik dagang tidak adil di China.” Ia juga mencatat bahwa selama masa kepemimpinan Kanada di G-7, “nada pembahasan menjadi semakin konstruktif.”

Namun, komunike itu tidak secara gamblang mengungkap ketegangan dan perbedaan pendapat tajam antaranggota G-7 mengenai kebijakan tarif era pemerintahan Trump. Tahun lalu di Italia, G-7 menegaskan komitmen pada sistem multilateral yang “bebas, adil, dan berbasis aturan,” tetapi di Banff, komitmen itu dilembutkan menjadi sekadar “mengejar tujuan kebijakan bersama.”

Pernyataan itu juga menyinggung kekhawatiran yang sebelumnya diangkat oleh organisasi internasional saat pertemuan G-7 pada April lalu, mengenai ketidakpastian kebijakan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun, komunike kali ini menurunkan nada kekhawatiran tersebut.

“Kami mengakui bahwa ketidakpastian kebijakan ekonomi telah menurun dari puncaknya, dan kami akan bekerja sama untuk mencapai kemajuan lebih lanjut,” demikian bunyi pernyataan resmi G-7.

Terkait konflik di Ukraina, komunike menyebut G-7 akan mempertimbangkan opsi untuk memperketat sanksi terhadap Rusia jika tidak tercapai kesepakatan gencatan senjata. Meski begitu, tidak ada penjabaran mengenai langkah spesifik, seperti penurunan batas harga minyak Rusia. Sejumlah negara anggota, termasuk Inggris, mendorong revisi atas kebijakan batas harga tersebut karena minimnya kemajuan dalam pembahasan.

Komunike itu juga mengecam “perang brutal yang terus dilakukan Rusia terhadap Ukraina” dan menegaskan bahwa G-7 “tetap berkomitmen memberikan dukungan penuh bagi Ukraina.” Namun, kata “ilegal” tidak lagi dimasukkan, berbeda dengan komunike sebelumnya yang sempat menyebut invasi Rusia sebagai tindakan ilegal—isu yang kerap memicu perdebatan antara AS dan negara-negara Eropa dalam proses perumusan.

Champagne dalam keterangannya tetap menyebut invasi Rusia sebagai tindakan “ilegal” dan meminta publik untuk tidak “terlalu memaknai” absennya kata tersebut dari komunike. “Pesan dari G-7 sangat jelas: kami bekerja bersama, berdiri berdampingan untuk mendukung Ukraina,” tegasnya.

Aset-aset Rusia yang berada di yurisdiksi negara G-7 “akan tetap dibekukan hingga Rusia mengakhiri agresi dan membayar kerusakan yang ditimbulkan terhadap Ukraina,” tulis komunike itu. G-7 juga berkomitmen mendukung rekonstruksi Ukraina pascaperang. Menteri Keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko, turut hadir dalam pertemuan sebagai tamu pemerintah Kanada dan memberikan pernyataan di hadapan para pejabat.

Champagne menyebut pertemuan ini menjadi batu loncatan menuju KTT pemimpin G-7 yang akan digelar Juni mendatang, dan dipastikan akan dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump.

“Kami bersatu,” kata Champagne. “Kami merasakan semangat aksi baru yang akan kami bawa ke pertemuan selanjutnya.”

(bbn)

No more pages