Pembicaraan tersebut masih pembicaraan awal dan bisa berubah, sementara itu, nilai penyuntikan dana juga sedang dibicarakan, kata orang yang tidak bisa disebutkan identitasnya lantaran dirinya bukan pihak yang memiliki wewenang untuk berkomentar.
Kinerja Garuda sendiri hingga saat ini masih terus didera kerugian sejak dua tahun lalu usai pandemi Covid-19 akibat kelesuan ekonomi.
Belum lama ini, manajemen juga menunjuk CEO baru, Wamildan Tsani Panjaitan pada bulan November yang lalu memiliki misi untuk memperbaiki neraca keuangannya dan melakukan ekspansi ke jaringan internasional.
Menanggapi kabar tersebut, CEO Garuda Wamildan Tsani Pandjaitan juga tak menampik kabar tersebut. Dia mengatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari kebijakan dan strategi pemegang saham utama.
"Kami sampaikan bahwa pada prinsipnya kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait,” tulis Wamildan dalam keterbukaan informasi, Selasa (20/5/2025).
Per kuartal I 2025, Garuda sendiri memang masih membukukan kerugian sebelum pajak sebesar US$88,73 juta, mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$100,7 juta.
Perseroan juga masih mencatatkan ekuitas negatif, dengan liabilitas yang menyentuh hingga US$7,88 miliar, lebih besar dari total aset yang tercatat sebesar US$6,45 miliar.
(azr/ell)































