“Proyek ini menjadi salah satu contoh pengembangan fast track, dengan waktu pengerjaan hanya dua tahun sejak keputusan investasi final [final investment decision/FID],” tulis manajemen Eni lewat keterangan resmi, dikutip Rabu (14/5/2025).
Setelah melalui proses awal di FPU, gas akan dialirkan melalui jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan pasokan ke kilang LNG Bontang, yang melayani baik pasar dalam negeri maupun ekspor.
Produksi perdana dari Merakes East menjadi langkah strategis Eni dalam mengoptimalkan potensi gas bumi di Cekungan Kutai yang dikenal kaya cadangan gas.
“Bersamaan dengan pengembangan Lapangan Maha dan disetujuinya rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Northern Hub serta Gendalo-Gandang, proyek ini merupakan hasil kolaborasi erat antara Eni dan SKK Migas selaku regulator hulu migas Indonesia,” tulis manajemen Eni.
Di sisi lain, Eni memastikan, proyek ini telah mendukung mandat tingkat komponen dalam negeri atau TKDN, optimalisasi kapasitas terpasang di kilang LNG Bontong, sekaligus tambahan pasokan gas bagi kebutuhan dalam negeri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Eni mencatat sejumlah keberhasilan eksplorasi dan aksi korporasi strategis yang memperkuat posisinya sebagai operator utama di Cekungan Kutai sekaligus pemain kunci di pasar gas Indonesia.
Dengan dimulainya produksi dari Northern Hub dan Gendalo-Gandang, Eni menargetkan produksi hingga 2 miliar kaki kubik gas per hari (BCFD) dan 90.000 barel kondensat per hari.
Baru-baru ini, Eni juga mengumumkan rencana pembentukan perusahaan patungan (joint venture) bersama Petronas untuk mengelola aset hulu potensial di Indonesia dan Malaysia.
Kerja sama ini ditargetkan menciptakan sinergi signifikan menuju pembentukan pemain LNG utama di kawasan, dengan gabungan cadangan mencapai sekitar 3 miliar barel ekuivalen minyak dan potensi eksplorasi tambahan hingga 10 miliar boe.
Sejak beroperasi di Indonesia pada 2001, Eni telah mengembangkan portofolio besar yang mencakup eksplorasi, pengembangan, dan produksi. Saat ini, Eni memproduksi sekitar 700 MMSCFD gas dari wilayah Kalimantan Timur.
(naw/wdh)
































