Logo Bloomberg Technoz

AS-China Pangkas Tarif Untuk 90 Hari Ke Depan, Ini Dampak bagi RI

Dovana Hasiana
12 May 2025 17:30

Ilustrasi ekspor & impor. (Bloomberg)
Ilustrasi ekspor & impor. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menilai bahwa produk-produk Indonesia yang sebelumnya terdampak perlambatan perdagangan global kini berpeluang kembali bangkit, menyusul kesepakatan antara Amerika Serikat dan China untuk menurunkan tarif selama 90 hari ke depan.

Menurut Syafruddin, kembalinya peluang untuk produk Indonesia terjadi karena arus barang antara AS dan China menjadi lebih terbuka yang juga menyebabkan turunnya biaya logistik.

"Kesepakatan penurunan tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok berpotensi menciptakan stabilitas dalam sistem perdagangan global, yang pada akhirnya akan menguntungkan perekonomian Indonesia," ujar Syafruddin kepada Bloomberg Technoz, Senin (12/5/2025).

Selain itu, dengan meredanya ketegangan dagang, pelaku usaha di Tanah Air akan melihat kepastian pasar yang lebih tinggi, khususnya di sektor ekspor berbasis rantai pasok regional. Industri manufaktur dan elektronik yang bergantung pada bahan baku dari China juga akan menikmati penurunan harga input produksi. Investor global yang sebelumnya menghindari risiko di negara berkembang (emerging markets) kini lebih percaya diri untuk kembali masuk.

"Kondisi ini dapat memperkuat nilai tukar rupiah dan meningkatkan arus modal ke pasar domestik," ujarnya.