Logo Bloomberg Technoz

Para pedagang dan pengolah hasil bumi termasuk yang paling terpukul. Archer-Daniels-Midland Co dan Bunge Global SA mengalami penurunan laba operasional gabungan sekitar US$750 juta pada kuartal pertama. Kedua perusahaan tersebut menyebutnya disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan dagang dan biofuel atau bahan bakar nabati.

Menurut perusahaan perdagangan produk pangan The Andersons Inc, para importir menunda membeli biji-bijian dan biji minyak AS lantaran Trump mengancam akan mengenakan tarif dan pungutan terhadap kapal-kapal China yang berlabuh di pelabuhan Amerika. Akibatnya, arus perdagangan berkurang.

"Ketidakpastian perdagangan global mengganggu arus biji-bijian dan membuat banyak pelanggan komersial kami fokus pada pembelian tepat waktu," ujar William Krueger, CEO The Andersons, melalui sambungan telepon dengan para investor.

Pertanian modern (Dok:Solinftec)

Pembuat traktor CNH Industrial NV dan AGCO Corp juga melaporkan penjualan kuartal pertamanya merosot, dan memperingatkan potensi penurunan permintaan bagi petani, yang akan membuat mereka lebih sedikit membelanjakan uangnya guna membeli alat berat untuk menanam, memanen, dan merawat ladang mereka. Kedua perusahaan telah menaikkan harga untuk meringankan dampak tarif terhadap biaya.

"Ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan telah meredam sentimen petani AS baru-baru ini," kata CEO AGCO Eric Hansotia dalam konferensi dengan para analis. "Akibatnya, permintaan mesin lebih rendah pada kuartal ini daripada yang kami perkirakan."

Dalam laporan keuangannya, Mosaic Co menyebut bea masuk juga mengancam membatasi impor sejumlah pasokan pupuk dan pestisida. Pengiriman fosfat—bahan utama nutrisi tanaman—ke AS tertinggal jauh dari tingkat tahun lalu karena kapal-kapal telah dialihkan ke negara lain untuk menghindari tarif 10%.

"Pasar fosfat tetap ketat, dan meski tarif bisa mengganggu arus perdagangan, tarif tidak bisa menciptakan lebih banyak pasokan fosfat," kata CEO Mosaic, Bruce Bodine dalam konferensi dengan para investor.

Para petani diperkirakan akan membayar lebih mahal untuk pestisida karena AS bergantung pada negara-negara yang terkena tarif seperti China dan India untuk sejumlah pasokannya. Nutrien Ltd mengatakan harga produk bermereknya berpotensi lebih mahal hingga 7,5%. Akibatnya, harga bahan-bahan generik akan lebih tinggi.

"Singkat cerita, kita akan menaikkan harga," kata Jeff Tarsi, Presiden Ritel Global Nutrien Ltd, dalam panggilan telepon pada Kamis (8/5/2025). "Kami berencana meneruskan kenaikan harga tersebut kepada para pelanggan."

Brasil muncul sebagai pemenang dari friksi perdagangan. Minerva SA mengatakan gejolak tarif mendorong permintaan China dan harga ekspor daging sapi Amerika Selatan meningkat pada kuartal pertama, membantu menambah laba pemasok Brasil. Sementara itu, China secara efektif telah menutup pasarnya bagi para eksportir daging AS, termasuk Smithfield Foods Inc.

China, importir komoditas terbesar di dunia, telah beralih ke Brasil untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan kedelainya sejak Trump pertama kali menaikkan tarif atas barang-barang dari negara Asia tersebut pada tahun 2018.

"Setiap dampak buruk terhadap profitabilitas petani AS yang berasal dari tarif dan pergeseran arus perdagangan kemungkinan besar akan menguntungkan petani Brasil," kata Jenny Wang, Wakil Presiden Eksekutif Komersial Mosaic, kepada para analis melalui sambungan telepon.

(bbn)

No more pages