“Impor BBM kita 54% sampai 59% itu berasal dari negara tetangga kita, setelah saya cek, kok harganya sama dibandingkan dengan dari Timur Tengah,” kata Bahlil.
“Masa barang dekat dia [Singapura] bikin lebih mahal,” imbuhnya.
Di sisi lain, dia menambahkan rencana penghentian impor BBM dari Singapura itu bakal dilakukan secara bertahap selama 6 bulan mendatang.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan sejumlah dermaga baru untuk menampung tanker ukuran besar dari AS dan beberapa negara Timur Tengah setelah tujuan impor dialihkan.
“Karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan, jadi kita membangun yang besar supaya satu kali angkut, enggak ada masalah,” tuturnya.
Impor BBM RI dari Singapura Pecah Rekor
Indonesia sendiri selama ini merupakan importir BBM—khususnya jenis gasoline atau bensin — terbesar di Asia Pasifik, menurut catatan Argus Media.
Bahkan, menurut data bea cukai Global Trade Tax (GTT), impor bensin secara bulanan Indonesia memecahkan rekor tertinggi pada Desember 2024.
Indonesia terpantau mengimpor 475.000 barel gasoline per hari pada Desember, melesat 29% dari bulan sebelumnya dan 24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, Indonesia mengimpor 378.500 barel gasoline per hari sepanjang 2024, naik dari 369.000 barel gasoline per hari tahun sebelumnya.
Singapura—yang notabene merupakan sentral pencampuran bensin utama di kawasan Asia Tenggara — terus menjadi pemasok utama BBM impor Indonesia dengan pembelian sebanyak 279.000 barel gasoline per hari pada Desember, diikuti oleh Malaysia dengan 97.000 barel per hari, menurut catatan Argus Media.
“Alasan lonjakan permintaan impor tidak dapat dipastikan, tetapi bisa jadi karena peningkatan permintaan bensin RON 92 Indonesia karena pemerintah berupaya memberlakukan pembatasan untuk memastikan bahan bakar bensin RON 90 bersubsidi masuk ke kelompok ekonomi sasaran,” papar lembaga tersebut.
(naw)































