Logo Bloomberg Technoz

Arsal juga mengaku hingga saat ini permintaan batu bara terus merosot. Belum lagi, China tengah gencar memacu produksi kebutuhan batu bara untuk pembangkit domestik.

Situasi kelimpahan pasokan yang menekan permintaan China itu telah membuat harga batu bara jatuh belakangan ini.

“Ya kalau lesu akibatnya batu bara kan sekarang turun kan turun, turun, turun terus kan,” ujar Arsal.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, lanjutnya, PTBA melakukan efisiensi biaya guna memaksimalkan kinerja keuangan di tengah kondisi geopolitik dan pasar batu bara yang tak menentu.

Pada perdagangan Senin (5/5/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan depan ditutup di US$98,5/ton. Nilai ini menguat 0,51% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Dalam sepekan terakhir, harga naik lebih dari 3%. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah sekitar 1%. Meski demikian, harga batu bara masih membukukan koreksi 21,36% sejak awal 2025 atau secara year to date (ytd). Dalam setahun terakhir, harga ambrol 32,58%.

Tahun ini, PTBA menargetkan produksi batu bara sebanyak 50,05 juta ton, penjualan 50,09 juta ton, serta angkutan 43,25 juta ton.

Berdasarkan laporan keuangannya, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp391,48 miliar pada kuartal I-2025, anjlok 50,5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp790,94 miliar.

PTBA sejatinya mencatat kenaikan pendapatan 5,83% secara tahunan menjadi Rp9,96 triliun pada kuartal I-2025. Namun, beban pokoknya lompat 11,53% secara tahunan menjadi Rp8,91 triliun dari sebelumnya Rp7,99 triliun.

(mfd/wdh)

No more pages