Logo Bloomberg Technoz

Meski demikian, tak luput dirinya menyoroti isu diaspora digital, di mana sekitar delapan juta warga negara Indonesia kini tinggal di luar negeri, termasuk 20.000 di antaranya yang bekerja di Silicon Valley.

"Jadi mereka sekarang berkecimpung dalam bidang inovasi perangkat lunak AI, sementara banyak dari mereka mungkin tidak lagi terhubung erat dengan lanskap domestik Indonesia, tetapi kami masih melihat mereka sebagai bagian dari kekuatan nasional kami. Kami lebih suka menggunakan istilah brain link daripada brain drain," ujarnya.

Dengan demikian, Meutya menambahkan bahwa Indonesia menargetkan kesiapan sembilan juta talenta digital hingga tahun 2030 untuk mendukung adopsi teknologi ini.

Di bidang infrastruktur, pemerintah tengah memperluas jaringan serat optik, kabel bawah laut, serta menyiapkan pelelangan spektrum 2,6 dan 3,5 GHz guna mempercepat konektivitas di seluruh wilayah, termasuk 17.000 pulau di Indonesia.

Tak luput, dalam kesempatan tersebut, Meutya juga menyoroti pentingnya membangun pusat keunggulan AI di berbagai daerah, termasuk di Papua, sebagai bagian dari upaya memperluas akses dan memperkuat prinsip inklusivitas dalam pengembangan teknologi.

"Menjadikan pusat keunggulan AI di Papua sangat penting bagi orang Indonesia untuk menunjukkan bahwa AI, bahwa kami percaya inklusivitas sangat penting ketika kita berbicara tentang AI," terangnya.

"Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang."

(lav)

No more pages