Logo Bloomberg Technoz

China, yang menyumbang sekitar 20% dari total perdagangan Jepang, telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan Beijing. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Washington mendesak sekutunya untuk mengurangi perdagangan dengan China sebagai bagian dari negosiasi terkait tarif.

Jepang sendiri masih menghadapi sejumlah persoalan bilateral dengan China, termasuk larangan ekspor makanan laut Jepang oleh Beijing sebagai respons atas pembuangan air limbah radioaktif rendah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Dai-ichi ke laut.

Pada 2024, kedua negara telah sepakat mengambil langkah menuju pembukaan kembali ekspor, namun China belum secara resmi mencabut larangan tersebut, dengan alasan masih diperlukan pengujian tambahan. Putaran kedua uji coba yang melibatkan China dilakukan pekan lalu.

Saito menyebutkan bahwa isu ekspor makanan laut dan larangan terpisah atas daging sapi Jepang ke China kemungkinan besar akan dibahas dalam pertemuan tersebut, yang ia sebut sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan.

“Saya berharap dapat berdiskusi secara terbuka tentang kekhawatiran rakyat Jepang terhadap China dari sudut pandang yang berbeda dari hubungan antarpemerintah,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah China mungkin akan mengajukan tuntutan tertentu seiring dimulainya negosiasi dagang Jepang-AS, Saito menolak berspekulasi. Ia hanya mengatakan akan “menjelaskan posisi Jepang terkait berbagai isu” tanpa merinci lebih lanjut.

Sementara itu, juru bicara utama pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada Senin menolak mengomentari isi surat dari Ishiba.

“Yang penting adalah memperluas bidang kerja sama dan koordinasi, sambil menyelesaikan masalah dan hal-hal yang menjadi perhatian,” ujarnya.

(bbn)

No more pages