Kapel Sistina resmi menjadi lokasi tetap konklaf sejak tahun 1878. Saat ini, para kardinal yang mengikuti konklaf menginap di residensi Santa Marta di dalam Vatikan. Mereka dilarang membawa perangkat elektronik atau berinteraksi dengan dunia luar, dan setiap hari berjalan menuju kapel hingga konklaf selesai.
Signifikansi
Meskipun tidak memiliki kekuasaan resmi dalam urusan kenegaraan, paus memiliki pengaruh besar di Roma dan dunia internasional, melalui Gereja dan 1,4 miliar pengikutnya, serta lewat korps diplomatik Takhta Suci.
Setiap paus memiliki pendekatan yang berbeda terhadap politik. Paus Yohanes Paulus II asal Polandia dianggap sebagai jembatan antara negara-negara demokrasi Barat dan Eropa Timur selama Perang Dingin. Ia bahkan mendukung serikat buruh Solidaritas yang berperan dalam runtuhnya komunisme di Polandia.
Sementara itu, Paus Benediktus XVI yang menjabat dari 2005 hingga mengundurkan diri pada 2013, lebih dikenal sebagai teolog dan kurang menaruh perhatian pada isu global. Penggantinya, Paus Fransiskus — yang wafat pada Senin (21/04/2025) — dikenal lantang berbicara soal isu politik, termasuk berselisih pendapat secara terbuka dengan Presiden AS Donald Trump soal kebijakan migrasi.
Di Italia sendiri, Paus adalah tokoh penting dalam urusan nasional. Pemerintah dari berbagai spektrum politik menjaga hubungan baik dengan Vatikan dan kerap berkonsultasi dengan Paus terkait isu-isu seperti hukum pajak hingga hak LGBTQ.
Mekanisme Pemilihan
Usai paus wafat atau mengundurkan diri, tanggung jawab menjalankan urusan gereja sementara dipegang oleh Kolegium Kardinal, yang prioritas utamanya adalah mempersiapkan konklaf berikutnya. Biasanya, masa berkabung selama 15 hari dijalani sebelum proses dimulai.
Kolegium ini terdiri dari uskup dan pejabat Vatikan dari berbagai negara, yang dipilih langsung oleh paus sebelumnya. Setiap penunjukan sangat menentukan karena dapat memengaruhi arah pemikiran kolegium dan pada akhirnya, karakter paus selanjutnya.
Menurut hukum kanonik, konklaf hanya boleh diikuti maksimal 120 kardinal yang berusia di bawah 80 tahun. Pada Desember 2024, Paus Fransiskus mengangkat 21 kardinal baru, menjadikan totalnya lebih dari 130.
Setiap hari, berlangsung diskusi dan empat kali pemungutan suara hingga seorang kandidat — hampir selalu berasal dari jajaran kardinal itu sendiri — memperoleh dua pertiga suara.
Keputusan
Setiap hasil pemungutan suara dihitung dan diumumkan secara lisan. Jika belum ada yang memenuhi ambang suara, surat suara dibakar di tungku khusus dekat kapel dengan tambahan bahan kimia yang menghasilkan asap hitam. Bila kesepakatan tercapai, surat suara akhir dibakar dengan bahan yang menimbulkan asap putih — tanda kepada dunia bahwa paus baru telah dipilih.
Seluruh proses konklaf berlangsung dalam kerahasiaan ketat, tradisi yang dimulai sejak abad ke-13 ketika posisi paus sangat berpengaruh dalam politik Eropa, dan berbagai kekuatan besar mencoba mengintervensi, termasuk dengan ancaman atau suap. Kerahasiaan ini tetap dijaga untuk melindungi independensi dan kebebasan para kardinal. Hingga kini, membocorkan niat memilih sebelum atau selama konklaf dianggap sebagai bentuk intervensi.
Umat Katolik dari seluruh dunia berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menantikan kepulan asap sebagai penanda siapa pemimpin rohani mereka yang baru.
Setelah terpilih, dekan Kolegium Kardinal akan bertanya kepada kandidat apakah ia menerima pemilihan tersebut. Jika ya, ia memilih nama kepausan dan mengenakan jubah resmi sebelum tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat kepada umat dan seluruh dunia.
(bbn)





























