Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin masih berada di teritori positif dengan posisi sementara di US$88.430,51 (sekitar Rp1,48 miliar). Peningkatan harga koin kripto paling berharga di dunia ini sejalan dengan aksi Presiden Donald Trump melemahkan posisi Gubernur The Fed, Jerome Powell, hingga menggerus nilai dolar Amerika Serikat (AS).

Trump menyindir Powell sebagai  “Mr. Too Late” terkait lambannya kebijakan The Fed dalam menurunkan suku bunga, tulis di laman Truth Social. Dorongan politis presiden menjadi perhatian pelaku pasar dalam beberapa waktu terakhir.

Pada Senin pagi waktu New York atau Selasa malam waktu Indonesia, Bitcoin sempat melonjak 3,9% ke US$88.400, namun kedudukan sementara yaitu keunggulan 1,6% dalam 24 jam perdagangan terakhir menjadi US$88.443,33 hingga pukul 8.33, Selasa (22/4/2025).

Tren positif membalikkan kerugian pada saat tarif resiprokal Trump pertama kali diumumkan pada 2 April silam, yang membuat pasar dunia bergejolak.

Arus positif Bitcoin tercatat 4,3% dibandingkan pekan sebelumnya atau 5,3% lebih baik dari bulan Maret lalu. Sepanjang tahun (year to date/ytd) Bitcoin masih minus 5.35%.

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett mengatakan pada hari Jumat bahwa Trump sedang mempelajari apakah dia dapat memecat Powell. Hal yang lantas melemahkan dolar dan pasar saham AS di Senin lalu.

“Pelemahan dolar AS mendorong reli dalam kripto,” kata Sean McNulty, pimpinan perdagangan derivatif APAC di pialang utama aset digital FalconX, dan “likuiditas liburan yang tipis” di pasar kripto “menyebabkan pergerakannya dibesar-besarkan,” dilansir dari Bloomberg News. 

Pemulihan Bitcoin bertepatan dengan lonjakan emas, yang naik ke rekor baru, karena semakin menyoroti permintaan investor untuk aset safe haven dan lindung nilai inflasi. 

Indeks dolar AS (DXY) memangkas kerugian pada hari Senin setelah mencapai level terendah sejak Februari 2022, dengan posisi di 98,3 dilansir dari TradingView. Terjadi peralihan kuat aset safe haven dengan investor lebih memilih emas dan Bitcoin.

“Melemahnya kepercayaan terhadap institusi pemerintah [juga] menciptakan tawaran untuk penyimpanan nilai alternatif seperti Bitcoin dan emas,” pungkas analis dari Bitwise Juan Leon, dikutip dari Decrypt.

(prc/wep)

No more pages