Langkah ByteDance ini hadir di tengah meningkatnya minat global terhadap perangkat kacamata pintar yang dilengkapi AI.
Sebagaimana diketahui, perusahaan seperti Meta telah lebih dahulu merilis produk Ray-Ban Meta Smart Glasses, sementara Samsung Electronics Co diperkirakan akan memasuki pasar kacamata augmented reality (AR) melalui kemitraan dengan Alphabet Inc, induk perusahaan Google.
TM Roh, yang menjabat sebagai Presiden Divisi Pengalaman Mobile Samsung, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang perangkat tersebut. Namun, ia mengonfirmasi bahwa peluncurannya akan menjadi bagian dari upaya bersama untuk mengembangkan sistem operasi Android XR.
Mengenai waktu peluncuran, Roh mengatakan bahwa perusahaan "akan berusaha mencapai kualitas dan kesiapan yang kami inginkan secepat mungkin."
Sementara itu, model kecerdasan buatan sumber terbuka atau AI open source, DeepSeek juga dikabarkan tengah mendorong industri kacamata pintar di China. Teknologi ini memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan fitur AI yang lebih canggih dengan biaya lebih rendah.
Pendiri sekaligus CEO Rokid-perusahaan rintisan berbasis di Hangzhou yang mengembangkan kacamata AR berbasis AI-Misa Zhu Mingming, menilai bahwa DeepSeek telah secara fundamental mengubah ekonomi penerapan AI.
"Model DeepSeek yang berbiaya rendah dan berperforma tinggi telah mengubah ekonomi penerapan AI," ujar Mingming mengutip dari South China Morning Post, Rabu (12/2/2025).
Di China sendiri bahkan berbagai perusahaan teknologi besar seperti Huawei, Xiaomi, dan Baidu, serta startup seperti Rokid, Rayneo, dan Sharge, turut berinvestasi dalam teknologi kacamata pintar guna menarik minat pasar konsumen maupun korporasi.
Menurut riset IDC, pengiriman global kacamata AI diperkirakan mencapai 12,8 juta unit pada 2025, meningkat 26% dibandingkan tahun sebelumnya. Di China, pertumbuhannya lebih pesat dengan lonjakan 107% menjadi 2,8 juta unit.
Wakil presiden IDC Ritu Jyoti menilai bahwa DeepSeek membuka jalan bagi AI yang lebih terjangkau dan mudah diakses, tanpa memerlukan perubahan infrastruktur besar-besaran.
"Model DeepSeek menunjukkan masa depan yang berbeda, di mana solusi AI dapat diakses lebih luas tanpa memerlukan perombakan infrastruktur besar-besaran," tulis Jyoti dalam unggahannya akhir Januari lalu.
(wep)






























