Sebagaimana diketahui, sepanjang pekan kemarin, Antam terus terdorong naik hingga akhirnya menembus harga Rp1.904.000 /gram, mengekor gerak emas dunia. Dalam setahun terakhir (year-on-year/yoy) terjadi kenaikan harga 43,8%.
Emas Antam terakhir kali mengalami kenaikan harian Rp15.000 per gram pada Sabtu (12/4/2024) hingga teritori harganya terakhir kali mencapai Rp1.904.000 dari sebelumnya Rp1.889.000/gram.
Pada Kamis (10/4/2025) harga emas naik Rp34.000 per gram ke level 1.846.000/gram. Sementara harga emas Antam pada Rabu (9/4/2025) di angka Rp1.777.000/gram atau naik Rp23.000 apabila dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Namun, harga emas Antam pada Selasa (8/4/2025) sempat turun seharga Rp1.754.000/gram. Harga tersebut turun Rp4.000 dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Adapun pada hari Senin (7/4/2025) emas Antam berada di Rp1.758.000/gram atau turun Rp23.000 per gram dari pekan sebelumnya di level Rp1.781.000.
Lonjakan permintaan emas ini ternyata turut menyebabkan stok emas batangan Antam langka di berbagai gerai. Banyak konsumen mengeluh kehabisan stok, baik di Butik Emas LM maupun di platform daring milik Antam, Logam Mulia.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie tidak menampik memang telah terjadi keterlambatan pengisian stok emas Antam di beberapa lokasi.
“Namun, hal tersebut disebabkan oleh tingginya transaksi yang terjadi dalam waktu singkat, bukan karena ketiadaan stok secara keseluruhan,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Senin (14/4/2025).
Menyikapi hal tersebut, kata Syarif, Antam berjanji untuk tetap memenuhi kebutuhan emas batangan masyarakat, terutama dalam situasi harga emas yang sedang mengalami kenaikan.
“Kami memahami bahwa tingginya minat beli emas pada saat harga naik dapat menyebabkan peningkatan permintaan,” tuturnya.
FOMO Investasi?
Kenaikan harga emas global ditengarai menjadi pemicu utama ledakan permintaan. Harga emas Antam tercatat menyentuh rekor tertinggi, yaitu Rp1.904.000 per gram per 12 April 2025.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan potensi pelemahan nilai tukar, emas kembali menjadi primadona sebagai aset lindung nilai (safe haven).
"Harga emas naik lagi pagi ini, karena lebih banyak investor melihatnya sebagai lindung nilai yang lebih baik terhadap risiko geopolitik daripada obligasi pemerintah karena kekhawatiran inflasi AS," tulis Mohamed A. El-Erian, presiden Queens' College di Cambridge dan kolumnis Bloomberg, dalam sebuah tulisan di X.
Penerapan tarif Trump membuat investor mencari tempat berlindung yang aman di tengah gejolak pasar ekuitas. Sementara beberapa bank sentral menurunkan suku bunga. Data ekonomi di AS menunjukkan tekanan inflasi berkurang sebelum tarif yang lebih luas mulai berlaku pada mitra dagang dan juga sektor-sektor tertentu.
Namun, fenomena ini juga tak lepas dari dorongan gaya hidup. Meski emas dinilai sebagai aset aman, para ahli keuangan mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati. Euforia bisa membuat seseorang tergoda membeli di harga tinggi tanpa mempertimbangkan timing dan profil risiko.
(lav)

































