Logo Bloomberg Technoz

Tidak seperti Korea Utara, China tidak diketahui telah mengirim pasukan untuk mendukung perang Rusia di Ukraina. Ada beberapa laporan mengenai warga negara China yang secara sukarela mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk berperang bersama Rusia.

Menurut penilaian Ukraina yang dibagikan kepada Bloomberg News dengan syarat anonim karena sensitivitas diplomatik masalah ini, pemeriksaan awal pada kedua pria tersebut menunjukkan bahwa mereka berdua direkrut untuk bertempur demi Rusia dan bukan karena keterlibatan negara China.

Berdasarkan penilaian awal, pria pertama, disebutkan berusia 33 tahun, direkrut oleh perwakilan tentara Rusia di China. Setelah itu, ia pergi ke Moskow untuk menandatangani kontrak.

Dijanjikan Dibayar

Pria kedua, 31 tahun, mengatakan ia menemukan iklan daring mengenai kontrak dengan tentara Rusia yang menjanjikan pembayaran sebesar 2 juta rubel (US$23.200). Ia mengisi formulir dan dihubungi oleh perwakilan tentara Rusia yang bisa berbicara bahasa Mandarin.

Kementerian Pertahanan Rusia juga belum menanggapi permintaan komentar melalui email.

Sybiha memanggil Kuasa Usaha China untuk pertama kalinya dalam sejarah hubungan resmi antara kedua negara untuk menuntut penjelasan.

"Warga negara China yang bertempur sebagai bagian dari pasukan invasi Rusia di Ukraina mempertanyakan sikap China yang dinyatakan untuk perdamaian," kata Menlu Ukraina tersebut dalam pernyataan di X.

Rusia dan China mendeklarasikan hubungan "tanpa batas" tepat sebelum invasi Moskow pada Februari 2022, dan sejak itu pemerintah Presiden Xi Jinping memberikan dukungan diplomatik dan ekonomi kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Beijing berhenti memberikan bantuan militer mematikan yang akan melanggar rezim sanksi AS, dan mengatakan mereka mendukung upaya baru-baru ini untuk mencapai gencatan senjata. Komponen-komponen China masih ditemukan dalam senjata Rusia, seperti halnya suku cadang buatan Amerika. 

"Ini adalah negara lain yang secara militer mendukung invasi Rusia ke Ukraina," kata Zelenskiy. "Di pihak Rusia, mereka mengikuti pasukan Iran dan Korea Utara, tapi ada perbedaan. Korea Utara berperang melawan kami di arah Kursk. China bertempur di wilayah Ukraina. Dan saya pikir ini adalah poin penting yang perlu kami bahas dengan mitra kami—saya yakin itu mendesak."

(bbn)

No more pages