Selain itu, tarif baru AS juga dapat mempengaruhi arus FDI (penanaman modal asing) global dengan investasi asing yang pindah kembali ke negara maju. Hal ini akan menguntungkan Australia, Eropa, dan Inggris dengan memberikan tarif lebih sedikit.
"Karena FDI bergeser dari pasar EM (negara berkembang) atau ASEAN konvensional dengan tarif tarif yang lebih tinggi. Lalu, perhatikan bagaimana Vietnam dan Thailand melihat surplus perdagangan mereka booming sejak 2017, mendapat manfaat dari perang dagang AS-Cina," kata mereka.
Mitra perdagangan bilateral terbesar Indonesia pada tahun 2024 adalah:
- Amerika Serikat, surplus US$16,8 miliar
- India, surplus US$15,4 miliar
- Filipina, surplus US$8,8 miliar
- China, defisit US$11,4 miliar
- Australia, defisit US$4.7 miliar
- Thailand, defisit US$3,8 miliar.
(mef/frg)
No more pages































