Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam survei terbaru bertajuk Understanding Agentic AI Technology Adoption in Asia/Pacific yang dirilis oleh International Data Corporation (IDC), sekitar 70% organisasi di Asia maupun Pasifik memperkirakan kemunculan agentic AI yang akan mendisrupsi model bisnis dalam 18 bulan ke depan.
Survei ini merupakan bagian dari Future Enterprise Resiliency and Spending Survey IDC 2024, gelombang ke-11, yang dirilis pada Februari 2025. Organisasi di wilayah ini secara aktif mengadopsi agentic AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat keterlibatan pelanggan, dan mengoptimalkan pengambilan keputusan.
Studi ini juga mencakup analisis mengenai adopsi, niat investasi, aplikasi, dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasi teknologi tersebut, berdasarkan respons dari 300 organisasi lintas industri di Asia/Pasifik.
Agentic AI adalah sistem AI yang mampu bertindak secara otonom, beradaptasi secara real-time, dan memecahkan masalah multi-langkah berdasarkan konteks dan tujuan.
Berbeda dengan AI generatif (Generative AI) yang berfokus pada pembuatan konten atau data, agentic AI dirancang untuk bertindak secara otonom dalam menyelesaikan tugas dan mengambil keputusan secara real-time.
Dengan menggabungkan otomatisasi proses, rekayasa cepat, dan orkestrasi tingkat sistem, agentic AI memungkinkan bisnis untuk menjalankan operasi yang lebih cerdas, skalabel, dan mandiri di berbagai sektor industri.
"Alur kerja agentic AI menawarkan pendekatan yang lebih cerdas dalam mengadopsi dan mengintegrasikan GenAI ke dalam operasi bisnis. Namun, keamanan dan kepercayaan tetap menjadi prioritas utama dalam implementasi sistem ini," kataKepala Penelitian Big Data & AI IDC Asia/Pasifik Deepika Giri, dikutip Rabu (26/3/2025).
"Ekosistem data yang mendasari agentic AI perlu berkembang untuk mendukung arsitektur berbasis agen dengan jalur data dinamis yang memungkinkan aliran data multimoda di seluruh sistem."
Tak hanya itu, pada laporan IDC menyoroti bagaimana arsitektur sistem multi-agen yang diadopsi oleh banyak perusahaan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan operasional dan meningkatkan hasil bisnis. Dengan fokus pada membangun ekosistem data tangguh, memastikan keamanan, dan mendorong otomatisasi dalam skala besar, agentic AI diprediksi akan menjadi pusat perhatian dalam investasi teknologi di masa depan.
Kemampuannya untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan kualitas pengambilan keputusan memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis dalam menghadapi era transformasi berbasis AI.
Namun, di balik potensinya yang besar, agentic AI juga membawa tantangan, terutama dalam hal transparansi, tata kelola, dan keamanan data. IDC menegaskan pentingnya kerangka kerja yang kuat, alur kerja dinamis, dan arsitektur yang skalabel untuk memastikan teknologi ini dapat diandalkan.
Laporan ini memberikan panduan bagi bisnis dalam memanfaatkan agentic AI untuk membuka efisiensi baru dan mencapai keunggulan kompetitif di era yang semakin didorong oleh teknologi.
"Selain layanan pelanggan yang menjadi pengadopsi awal agentic AI, ITOps serta penelitian dan pengembangan (R&D) juga akan menjadi dua area utama di mana agentic AI akan diintegrasikan di seluruh perusahaan," ungkap Surjyadeb Goswami, Direktur Penelitian AI & Otomasi IDC Asia/Pasifik.
(wep)