Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani meminta masyarakat membaca terlebih dahulu Undang-undang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang telah disahkan, pekan lalu. Hal ini disampaikan saat menanggapi sejumlah kritik dan aksi demo di beberapa tempat -- bahkan hingga menimbulkan korban.
“Jadi kalau kemarin yang beredar itu memang tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan apa yang sudah diputuskan itu memang tidak sesuai diharapkan, barulah kemudian melakukan tindakan-tindakan yang kemudian memang harus diprotes,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Selasa (25/3/2025).
“Namun kalau kemudian belum baca [UU TNI], tolong baca dahulu.”
Awalnya, dia menyatakan proses pembahasan dan pengesahan UU TNI memang baru rampung, termasuk penomoran beleid baru tersebut. Namun, dia memastikan DPR telah mengunggah secara lengkap UU TNI yang baru pada laman websitenya.
“Jadi tolong baca dahulu secara baik-baik isinya, apakah kemudian isinya itu ada yang tidak sesuai, apakah isinya itu kemudian ada yang mencurigakan, apakah isinya itu memang tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata dia.
“Sudah [diunggah], memang sempat ada masalah tapi sudah. Coba tolong dibaca."
DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), menjadi undang-undang dalam sidang paripurna yang digelar, Kamis (20/3/2025).
Keputusan tersebut diambil, setelah DPR menetapkan beleid tersebut masuk Prolegnas 2025 pada 18 Februari lalu. Dimana setelah itu mereka secara maraton menggelar rapat dengan pemerintah, stakeholder, dan kelompok masyarakat.
Kelompok akademisi membantah pernyataan DPR dan Pemerintah soal UU TNI tak membangkitkan dwifungsi militer. Mereka menilai, sejumlah rumusan pada pasal-pasal baru secara tidak langsung kembali memperluas tugas dan kewenangan TNI, meski tak secara gamblang merujuk pada posisi politik.
Selain akademisi, kelompok masyarakat dan mahasiswa juga tetap melakukan penolakan di sejumlah daerah. Beberapa demo masih terjadi hingga berujung bentrok dan tumbangnya korban, salah satunya di Malang, Jawa Timur.
(azr/frg)