Logo Bloomberg Technoz

Sementara dari pasar global, sentimen pasar kembali negatif menyusul keresahan investor menimbang kemungkinan eskalasi perang tarif serta kekuatan ekonomi AS. Data ekonomi yang dilansir kemarin, yakni data penjualan rumah serta klaim pengangguran awal, mencatat angka melampaui ekspektasi pasar.

Pasar merespon itu dengan menjual saham sehingga indeks ekuitas di Wall Street ditutup merah. Sementara indeks dolar AS ditutup menguat 0,41% di level 103,85.

“Meskipun level terbawah dari koreksi baru-baru ini kemungkinan besar telah terjadi, kita mungkin belum melihat akhir dari volatilitas,” kata Daniel Skelly, Head of Research Morgan Stanley, dilansir dari Bloomberg News. “Ketidakpastian kebijakan belum hilang, dan pasar tetap sensitif terhadap perubahan sentimen."

Pada pembukaan pasar Asia Jumat pagi, indeks saham di Korea yaitu Kospi dan Kosdaq dibuka melemah 0,47% dan 1,11%. Sementara di pasar valuta, pergerakan mata uang Asia bervariasi. Baht melemah bersama yen dan dolar Singapura serta yuan offshore. Sedangkan ringgit, won serta dolar Hong Kong masih menguat pagi ini.

Di pasar offshore, kontrak rupiah NonDeliverable Forward (NDF) tadi malam ditutup menguat 0,38% di level Rp16.502/US$ ketika indeks dolar AS juga menguat. Namun, pagi ini rupiah NDF kembali tertekan dan bergerak melemah di Rp16.529/US$ di kala indeks the greenback dibuka melemah juga. 

Pergerakan rupiah yang searah dengan indeks dolar AS ini agak jarang terjadi. Yang pasti, level rupiah forward saat ini lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.475/US$. Hal itu mengisyaratkan kemungkinan pelemahan yang kembali terbuka di pasar spot Jumat ini.

(rui)

No more pages