Bagi pembeli emas sejak 5 tahun lalu, atau pada 13 Maret 2020 ketika harga emas Antam masih dijual di kisaran Rp812.000 per gram, keuntungan yang bisa dikantongi bila menjualnya hari ini bisa mencapai 92,5%.
Sementara bagi pembeli emas 10 tahun lalu, ketika harganya masih di level Rp543.000 per gram, apabila menjual emasnya di harga buyback hari ini, keuntungan yang bisa didapatkan mencapai 188%.
Lonjakan harga emas Antam memperbarui rekor termahal sepanjang masa pada hari ini, didorong oleh reli harga emas di pasar dunia.
Harga emas dunia tadi malam ditutup melesat 0,65% di level US$ 2.934 per troy ounce.
Pagi ini, harga emas di pasar Asia melanjutkan reli kenaikan dengan pergerakan di kisaran US$ 2.940 per troy ounce. Level harga itu sudah sangat dekat dengan kisaran level rekor tertinggi dalam sejarah.
Lonjakan harga emas mendapat bahan bakar dari ekspektasi yang menguat bahwa mungkin bank sentral AS, Federal Reserve, akan memangkas bunga acuan lagi dalam waktu dekat.
Inflasi AS pada Februari, baik indeks harga konsumen (IHK) headline maupun inflasi inti, tercatat naik 0,2%, lebih rendah dari proyeksi konsensus 0,3%.
Data ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian AS di tengah kekhawatiran bahwa tarif impor dapat memicu lonjakan harga bagi konsumen. Data inflasi tersebut menjadi yang terendah dalam empat bulan terakhir.
Kini para traders di pasar menaikkan ekspektasi bahwa akan ada pemangkasan bunga acuan The Fed pada Juni nanti sebesar 25 basis poin. Total penurunan bunga The Fed tahun ini diperkirakan mencapai 70 basis poin, seperti terlihat dari pergerakan kontrak swap.
Bunga pinjaman yang lebih rendah akan menaikkan pamor emas sebagai instrumen investasi yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas dunia telah mencetak kenaikan 12% sepanjang tahun ini dan sempat membukukan rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir Februari lalu ketika menyentuh level US$ 2.956 per troy ounce.
(rui)

































