Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gedung Putih juga mengonfirmasi bahwa tarif 25% atas baja dan aluminium akan tetap berlaku untuk Kanada dan negara-negara lain, setelah Trump membatalkan ancaman menaikkan bea masuk menjadi 50% untuk logam dari mitra dagang terbesar AS tersebut.

Pasar gelisah oleh inkonsistensi Trump, ancaman inflasi yang masih tinggi dan berdampak pada ketidakpastian prospek kebijakan bunga kebijakan Federal Reserve.

Terlebih lagi, JPMorgan Chase and Co dan RBC Capital Markets mulai merevisi proyeksi optimistis mereka untuk tahun 2025. Mereka gelisah tarif Trump dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membuat valuasi saham-saham teknologi besar menjadi terlalu mahal.

Citigroup Inc menjadi institusi terbaru yang menurunkan pandangan terhadap pasar saham AS dari overweight menjadi Neutral.

Selanjutnya, perhatian investor akan tertuju pada laporan inflasi AS yang dijadwalkan dirilis pada Rabu malam. Indeks Harga Konsumen AS diproyeksikan akan meningkat pada Februari, meskipun menunjukkan kemajuan lambat dalam menurunkan inflasi.

Inflasi inti diproyeksikan akan ada kenaikan 3,2% dibandingkan dengan Februari tahun lalu, sedikit melambat dari bulan sebelumnya.

Namun demikian, para pejabat The Fed kemungkinan akan menahan diri untuk tidak mengambil langkah kebijakan besar dalam waktu dekat, sambil mencermati dinamika ekonomi yang terus berubah akibat kebijakan Trump.

Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, aksi jual di pasar saham berlanjut di tengah meningkatnya kekhawatiran meluasnya perang dagang dapat merusak pertumbuhan Ekonomi AS dan memicu resesi. 

“Berbeda dengan masa jabatan pertamanya, di mana gejolak ekonomi atau pasar saham dapat mendorong perubahan kebijakan, kali ini Trump tampaknya tetap teguh pada pendiriannya,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis Phintraco Sekuritas juga menyebut, ketidakjelasan mengenai penerapan kebijakan tarif, bukan hanya oleh Pemerintah AS, tapi juga dari negara mitra dagang AS menjadi concern utama pelaku pasar.

“Pasalnya, risiko intensifikasi perang dagang dikhawatirkan berdampak pada kenaikan inflasi di AS yang akan membatasi ruang pemangkasan The Fed Rate,” jelas Phintraco.

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ASII, BBNI, BMRI, AUTO, dan ANTM.

Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, secara trend jangka panjang, IHSG masih belum bisa keluar dari trend Bearish nya yang harganya bergerak di bawah area garis MA-nya. 

“Saat ini, terdapat momentum IHSG akan menguji kembali area supportnya pada 6.538,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (12/3/2025).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, area ini menjadi penting karena akan menentukan arah IHSG kedepan untuk melanjutkan penurunan atau bertahan di atas area support tersebut.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, UNVR, dan SMIL.

(fad)

No more pages