Peringatan adanya penurunan ekonomi Amerika awalnya menekan saham-saham teknologi hingga sempat anjlok 3,8% lantas menyeret kripto, meski sebelumnya sentimen positif hadir dari perintah eksekutif Trump soal cadangan strategis Bitcoin dan U.S. Digital Asset Stockpile.
Meski begitu gerak Bitcoin terkini bakal lebih banyak dipengerauhi oleh kondisi ekonomi makro, kata Joshua Lim Co-Head of Markets FalconX Global. Kepastian Strategic Bitcoin Reserve pun tidak terlalu disambut kenaikan karena gempitanya telah jauh lebih dulu terjadi saat isu cadangan strategis Bitcoin mulai muncul di akhir kuartal 2024.
Pergerakan yang sideways atas Bitcoin berpangkal pula dari strategi “budget-neutral” Donald Trump untuk membeli lebih banyak Bitcoin, yang berarti pemerintah tidak akan memperoleh kripto tambahan untuk persediaan.
Untuk diketahui pencadangan strategis aset kripto adalah bagian dari janji kampanye Trump saat pemilu lalu dimana pemerintah federal bermaksud menambah instrumen komoditas reserve selain emas batangan. Berdasarkan lembar fakta Gedung Putih, cadangan ini akan menggunakan sekitar 200.000 Bitcoin yang disita pemerintah, bernilai sekitar US$18 miliar berdasarkan data pasar terkini.
Reserve kemudian diklaim tidak akan dijual guna mengurangi volatilitas di pasar hingga diharapkan mampu menstabilkan harga secara global. Ini masih ditambah dengan rencana Trump melebarkan digital asset stockpile selain Bitcoin dan Ether, diantaranya XRP, Cardano, juga Solana. Kebijakan yang dipandang sebagai komitmen serius AS terhadap aset digital sebagai instrumen finansial strategis.
Daftar valuasi terbesar di dunia hingga 11 Maret 2025:
-
Emas US$19,470 triliun
-
Apple US$3,417 triliun
-
Microsoft US$2,826 triliun
-
Nvidia US$2,61 triliun
-
Amazon US$2,061 triliun
-
Alphabet (Google) US$2,032 triliun
-
Perak US$1,832 triliun
-
Saudi Aramco US$1,696 triliun
-
Bitcoin US$1,59 triliun
-
Meta Platforms US$1,51 triliun
(wep)
































