Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan keras Wang terhadap AS semakin memperbesar ketidakpastian terkait kemungkinan negosiasi perdagangan untuk meredam peningkatan tarif yang baru saja diberlakukan Trump. Sejauh ini, pejabat China merespons dengan langkah-langkah yang terukur, tidak seagresif retorika perang dagang sebelumnya. Namun, tanpa adanya dialog konkret, frustrasi tampaknya mulai meningkat.

"Dari pernyataan Wang, kita bisa melihat bahwa China merasa AS tidak menghormati mereka," kata Zhu Junwei, mantan peneliti di Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang kini menjabat sebagai direktur riset Amerika di Grandview Institution, Beijing.

Hingga kini, kedua negara belum memberikan indikasi adanya pembicaraan lebih lanjut. Sementara Trump pernah menyatakan keinginannya untuk berbicara dengan Xi sebelum tarif pertama diberlakukan, keduanya belum melakukan kontak resmi sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden.

Pada Kamis (06/03/2025), Menteri Perdagangan China mengatakan bahwa ia telah mengirim surat kepada mitranya di AS bulan lalu untuk membuka jalur komunikasi. Namun, serangkaian kebijakan perdagangan AS dalam beberapa pekan ke depan mungkin akan semakin meningkatkan urgensi perundingan guna mencegah eskalasi perang dagang.

Namun, Yun Sun, direktur China Program di Stimson Center, Washington, menilai Beijing tidak ingin membiarkan isu fentanyl dikaitkan dengan kenaikan tarif.

"Jika kami dipaksa atau berkompromi dalam dua putaran awal ini, maka itu hanya akan mendorong AS untuk semakin menekan China dengan tarif tambahan," katanya dalam wawancara dengan Bloomberg TV.

Di tengah kebijakan Trump yang mengguncang perekonomian global, diplomat tertinggi di China ini berusaha memosisikan negaranya sebagai kekuatan yang stabil.

“China telah membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan di dunia yang tengah berubah dan penuh gejolak,” ujar Wang.

Keputusan Trump untuk merangkul Presiden Rusia Vladimir Putin sekaligus menarik dukungan untuk Ukraina telah membuat banyak negara di Eropa khawatir terhadap komitmen AS di NATO. Kekhawatiran tersebut semakin meningkat setelah Trump berbicara tentang klaim atas wilayah seperti Greenland, Jalur Gaza, dan kemungkinan menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS.

Dalam konferensi persnya, Wang yang kini berusia 71 tahun menampilkan kepercayaan diri, menyerukan peningkatan komunikasi antara China dan Eropa di tengah ketidakpastian global. Salah satu pencapaian diplomatik terbesar Joe Biden selama ini adalah menjauhkan Uni Eropa dari Beijing, padahal selama bertahun-tahun China telah berupaya mendekati Eropa untuk meredam tekanan AS.

Meskipun Wang kembali menegaskan dukungan China terhadap perundingan damai guna mengakhiri perang di Ukraina, ia menghindari pertanyaan mengenai kemungkinan pengiriman pasukan penjaga perdamaian. Sebaliknya, ia menekankan bahwa hubungan erat China dengan Rusia tidak akan berubah.

“Persahabatan China-Rusia adalah sebuah kepastian di dunia yang penuh ketidakstabilan, bukan sekadar variabel dalam kepentingan geopolitik,” kata Wang.

Seiring Trump mengubah keseimbangan geopolitik, Wang memanfaatkan ketidakkonsistenan kebijakan AS untuk menampilkan China sebagai negara yang lebih rasional. Ia menekankan komitmen Beijing terhadap tatanan dunia berbasis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meskipun dalam praktiknya China semakin agresif di Laut China Selatan dan bersikap keras terhadap Taiwan, yang merupakan wilayah demokratis yang diperintah sendiri.

“China akan mencapai reunifikasi, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihentikan,” tegasnya, sekaligus mengkritik Jepang atas dukungannya terhadap Taiwan.

Konferensi pers yang berlangsung sekitar 80 menit itu juga memberikan kesan kemenangan bagi China. Wang memamerkan kekuatan ekonomi China, terobosan dalam kecerdasan buatan, serta mempertanyakan arah kebijakan ekonomi AS, terutama terkait inflasi dan sektor manufaktur.

“Apa yang sudah dicapai AS dari tarif dan perang dagangnya selama ini?” tanya Wang.
“Apakah defisit perdagangannya menyempit atau justru melebar? Apakah inflasinya menurun atau meningkat? Apakah kehidupan rakyatnya semakin baik atau semakin buruk?”

(bbn)

No more pages