Logo Bloomberg Technoz

Di tengah meningkatnya ketegangan, Presiden China Xi Jinping meminta para pejabatnya untuk tetap tenang. Menariknya, media resmi China seperti Xinhua News Agency dan People’s Daily belum melaporkan pernyataan Trump hingga Jumat (28/02/2025) pagi.

Ekonom Bloomberg, Maeva Cousin, menilai bahwa dampak dari tarif yang sudah dan akan diberlakukan terhadap ekonomi China "masih dapat dikelola," mengingat ekspor ke AS hanya menyumbang sedikit lebih dari 2% dari total nilai tambahnya.

"Dalam jangka menengah, kemungkinan besar China akan menemukan pasar baru untuk ekspornya, meskipun upaya ini mungkin menghadapi perlawanan dari negara-negara mitra yang sudah khawatir dengan kelebihan kapasitas industri China," tulis Cousin dalam analisisnya, Jumat.

Penolakan terhadap produk China mulai terlihat. Dalam sepekan terakhir, Korea Selatan dan Vietnam mengikuti langkah Washington dengan memberlakukan tarif pada baja asal China untuk menekan lonjakan pasokan dari produsen baja terbesar dunia tersebut.

Meski ketegangan meningkat, baik Beijing maupun Washington tampaknya ingin mencegah hubungan mereka memburuk. Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, berbicara dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada Jumat lalu—kontak tingkat tinggi kedua sejak Trump menjabat—menandakan komunikasi masih berlanjut. Kementerian Pertahanan China juga mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan militer AS sedang dalam tahap perencanaan.

Trump sendiri menyoroti hubungan pribadinya dengan Xi, mengatakan pekan lalu bahwa kesepakatan dagang baru dengan China masih mungkin tercapai. Pada awal Februari, ia sempat menyatakan akan berbicara dengan Xi "dalam waktu dekat," tetapi pembicaraan itu hingga kini belum terjadi.

(bbn)

No more pages