Senada, saham barang baku juga ambles dan jadi pemberat, saham PT GChandra Asri Pacific Tbk (TPIA) drop 19,4%, saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) melemah 12,2%. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tertekan 10,4%.
Bank Indonesia (BI) melaporkan Cadangan Devisa Indonesia per Januari 2025 bernilai US$156,1 miliar. Bertambah US$ 0,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 155,7 miliar.
Cadangan Devisa di posisi US$156,1 miliar juga merupakan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
“Kenaikan posisi Cadangan Devisa tersebut antara lain bersumber dari penerbitan global bond Pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global,” sebut laporan BI, Jumat (7/2/2025).
Posisi Cadangan Devisa pada Januari 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depan, Bank Indonesia memandang Cadangan Devisa memadai untuk mendukung ketahanan eksternal. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diproyeksikan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
Kinerja Bursa Asia di penutupan perdagangan hari ini bergerak menguat. Indeks Shenzhen Comp. China terbang 1,61%, Hang Seng Hong Kong melesat 1,06%, Shanghai menguat 1,01%, indeks Strait Times Singapore terangkat 0,81%, Nikkei 225 terdepresiasi 0,72%, dan Kospi merah 0,58%.
(fad/frg)




























