Logo Bloomberg Technoz

Peso menguat 0,34%, won Korea juga naik 0,20%. Dolar Taiwan juga menguat 0,10%, dolar Singapura 0,07%. Yuan offshore dan dolar Hong Kong juga menguat 0,02% dan 0,01%.

Hanya yen Jepang yang masih tertekan 0,26%.

Pagi ini, indeks dolar AS dibuka melemah 0,29% di level 108,67. Selanjutnya, indeks yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia itu bergerak makin turun di kisaran 108,64.

Penguatan rupiah berlangsung seiring dengan rebound harga saham. IHSG dibuka melompat 0,30% dan selanjutnya melanjutkan kenaikan ke 7.093.

Di pasar surat utang, berdasarkan data OTC Bloomberg pagi ini, harga surat utang negara bergerak variatif. Tenor pendek cenderung masih tertekan di mana yield 2Y naik 1,2 basis poin di 6,87%.

Sedangkan tenor 10Y turun sedikit di 7,05%.

Sentimen pasar global yang relatif lebih tenang, tak lain karena perkembangan negosiasi vonis tarif antara AS dengan Meksiko dan Kanada. Presiden AS Donald Trump telah berbicara baik dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum maupun PM Kanada Justin Trudeau, untuk menunda penerapatan tarif.

Dengan China, Trump belum memberikan update terbaru. Yang pasti, perkembangan baru itu memberi sedikit kelegaan walau sebagian besar pelaku pasar menilai situasi masih akan dinamis dan volatile.

Di luar isu geopolitik, sejatinya muncul isu yang berpotensi menekan pergerakan aset di emerging market. Salah satu pejabat bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mengeluarkan sinyal yang hawkish terkait prospek kebijakan bunga acuan ke depan.

Raphael Bostic, Gubernur Federal Reserve Bank of Atlanta, menyatakan bahwa ia ingin menunggu lebih lama sebelum memangkas suku bunga kembali. 

“Saya ingin melihat bagaimana dampak dari pemangkasan 100 basis poin yang kami lakukan di akhir tahun lalu terhadap perekonomian,” ujar Bostic, Senin (03/02/2025). “Bergantung pada data yang ada, mungkin kita akan menunggu cukup lama.”

Sinyal higher for longer itu searah dengan perkembangan ekonomi AS yang makin memperlihatkan tanda-tanda kokoh. Indeks manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) Amerika pada Januari, naik ke zona ekspansi, pertama kali sejak 2022. Yaitu dengan kenaikan 1,7 poin menjadi 50,9—angka tertinggi sejak September 2022. 

Hari ini, pasar menantikan data pekerjaan AS, JOLTS Job Opening AS. Sebelumnya, dari dalam negeri, pasar akan mencermati Sidang Paripurna DPR-RI yang dijadwalkan akan mengesahkan UU BUMN. Lelang Surat Utang Negara dengan target Rp26 triliun juga dilangsungkan pada hari ini.

(rui)

TAG

No more pages

Artikel Terkait