Dewan Pengembangan Rwanda awalnya bermitra dengan Arsenal pada 2018 sebagai sponsor lengan resmi pertama klub London itu. Kesepakatan serupa dengan PSG dan Bayern Munich segera menyusul.
Sponsor tersebut mempromosikan pariwisata dan produk dari Rwanda serta melibatkan anggota klub dalam sesi pelatihan di negara kecil di Afrika Tengah itu. Rwanda menandatangani kesepakatan terbaru dengan Arsenal pada 2021 senilai sekitar £40 juta (Rp808 miliar), menurut SportsPro.
Rwanda sering disebut sebagai kisah sukses pembangunan, 30 tahun setelah genosida yang menghancurkan di bawah pemerintahan etnis Hutu menewaskan setidaknya 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat.
M23 mengatakan bahwa mereka melindungi hak-hak etnis Tutsi di Kongo dan memerangi kelompok pemberontak Hutu yang memiliki keterkaitan dengan pelaku genosida 1994.
Pariwisata Rwanda, terutama ke cagar alam gorila, kini “booming” menurut Dana Moneter Internasional (IMF), yang memperkirakan industri tersebut akan mencatat penerimaan lebih dari $600 juta pada 2024.
Kongo menuduh bahwa pembangunan Rwanda sebagian didasarkan pada penyelundupan mineral dan sumber daya lainnya dari wilayah timur Kongo, yang kaya akan timah, emas, dan bijih tantalum—bahan yang digunakan dalam sebagian besar perangkat elektronik portabel.
“Alih-alih mendanai pembangunan ekonomi DRC, hasil dari pencurian ini oleh Rwanda justru mungkin digunakan untuk mendanai sponsor mahal bagi klub-klub sepak bola Eropa,” kata pemerintah Kongo dalam pernyataan tersebut.
Rwanda membantah tuduhan itu.
(bbn)

























