Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Abdul Mu'ti menjawab keluhan dari para orang tua yang mengkhawatirkan kegiatan belajar mandiri di rumah saat Ramadan.

Mu'ti mencontohkan ketika siswa libur di minggu pertama puasa Ramadan tetap ada kegiatan tugas dari guru sekolah, namun tidak dilakukan secara daring (online).

"Misalnya pas mereka mudik, kan bisa saja kan mereka diminta menulis pengalamannya mudik, berkunjung ke rumah siapa, dan sebagainya," kata Mu'ti usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/1).

Selanjutnya ketika siswa libur di akhir minggu puasa Ramadan, menurut Mu'ti peserta didik akan ditugaskan menulis kegiatan salat Idul Fitri.

"Kalau dia yang Muslim, melaksanakan salat Idul Fitri, salat di mana, isi khutbahnya apa, kan bisa, itu menjadi bagian," ujarnya.

"Jadi tetap bagian dari dia belajar kan, bukan full libur yang dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang menunjang pembelajaran,".

Selain itu Mu'ti juga menjawab keluhan lain dari para orang tua bila pembelajaran siswa di rumah saat Ramadan jika dilakukan secara daring akan membutuhkan biaya besar seperti pembelian pulsa dan gawai.

Dia mengatakan bahwa bantuan pulsa tidak akan ada karena pembelajaran atau pun tugas untuk siswa tidak ada secara daring (online) dari guru.

"Enggak (ada bantuan pulsa kayak Covid-19), kan bukan libur, kan pembelajaran, jadi enggak. Karena nggak ada pembelajaran online kan, nggak ada pembelajaran di luar,"tandasnya.

Pemerintah telah mengeluarkan surat edaran mengenai aturan pembelajaran di bulan Ramadan 1446 H/2025 M. Salah satu isi suratnya menjelaskan siswa akan belajar di rumah secara mandiri sesuai dengan penegasan guru disekolah. 

Bloomberg Technoz mewawancarai beberapa orang tua. Suara mereka rata-rata merasa terbebani dengan aturan baru pemerintah tersebut. Terlebih, aturan mengenai siswa dan siswi belajar secara mandiri di rumah. 

Ibu bernama Qoriah pun membayangkan bahwa ini akan menjadi beban ekonomi baru baginya. Bagaimana tidak? Ia mengaku penghasilan untuk sehari-hari dari keliling setrika tak menentu. Sang suami juga hanya bekerja sebagai buruh kasar di pasar.

(dec/spt)

No more pages