Logo Bloomberg Technoz

"Saya bisa melihat satu kesepakatan di mana AS mendapat 50% saham TikTok, mengawasinya sedikit, mungkin lebih, tergantung pada mereka," ujarnya.

Apakah perpres Trump saja cukup untuk mengatasi larangan beroperasi itu masih belum jelas. Menurut hukum, perpanjangan hanya bisa dilakukan jika presiden bisa memperlihatkan kepada Kongres bahwa ada alur langkah satu kesepakatan yang bisa diterima, sudah ada "kemajuan signifikan", dan kesepakatan hukum dengan ByteDance dalam kerangka waktu baru.

Hingga saat ini belum ada bukti yang terbuka untuk umum bahwa ByteDance telah memenuhi persyaratan tersebut.

Intervensi Trump ini menandai gebrakan baru dalam persiteruan selama bertahun-tahun di Washington yang dipicu oleh kekhawatiran China akan memanfaatkan applikasi itu untuk mengambil data pengguna di AS dan penyebaran propaganda. Klaim yang disangkal keras oleh TikTok.

Kepres Trump ini menggarisbawahi perubahan arah kebijakan dia yang di masa jabatan pertama mencoba melarang TikTok namun kemudian merangkulnya karena aplikasi ini menjadi saluran menarik suara kaum muda dalam pilpres 2024.

"Saya memiliki ketertarikan pada TikTok yang sebelumnya tidak ada," kata Trump di Gedung Putih beberapa jam setelah dilantik Senin (20/01/2025).

Tiktok dan sejumlah besar pencipta konten berusaha melawan larangan yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden tahun lalu, dengan mengatakan langkah itu melanggar hak memiliki kebebasan berekspresi yang dijamin Undang-Undang.

Namun, upaya mereka gagal karena Mahkamah Agung memutuskan secara bulat untuk mendukung larangan itu pada Jumat (17/01/2025) sehingga Trump menjadi satu-satunya harapan aplikasi itu masih bisa beroperasi di AS.

Berdasarkan aturan larangan itu, seluruh perusahaan teknologi yang menyimpan data dan menyebarkan Tiktok - seperti Apple Inc, Google milik Alphabet Inc, dan Oracle Group, akan dikenai denda besar jika terus mendukung aplikasi itu.

Perusahaan-perusahaan itu sekarang sedang menimbang apakah kepres pemerintah Trump itu memiliki landasan hukum yang kuat.

Pada Sabtu (18/01/2025) malam, TikTok mewujudkan ancaman menutup akses bagi 170 juta pengguna di AS dengan alasan tidak ada kejelasan terkait nasib aplikasi itu di hari terakhir pemerintah Joe Biden dan awal pemerintahan Trump.

Pengguna mendapat pesan yang mengatakan bahwa layanan aplikasi ini "tidak ada untuk sementara," sementara toko aplikasi Apple dan Google menarik aplikasi TikTok dari layanan mereka.

Itu adalah situasi yang sebenarnya ingin dihindari oleh Trump dan sejumlah penasihatnya serta sejumla anggota Kongres. Tidak lama setelah Mahkamah Agung mengumumkan keputusan soal TikTok ini, Trump mengatakan telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping soal TikTok dan optimistis akan dicapai satu solusi.

Penjualan perusahaan itu masih jauh dari kenyataan, dan ByteDance sebelumnya sudah menegaskan tidak berencana melakukan divestasi. Tapi Trump yang selalu membanggakan kemahirannya mencapai kesepakatan, berharap bisa memfasilitasi satu kesepakatan setelah kembali berkuasa di Gedung Putih.

Menemukan pembeli TikTok juga menjadi tantangan besar, bukan hanya karena keengganan ByteDance tetapi juga karena harganya yang sangat mahal. Hanya sedikit perusahaan atau individu yang mampu membeli aplikasi yang diperkiranan bernilai hingga US$50 miliar itu.

Salah satu calon pemilik adalah kelompok yang dipimpin oleh investor properti Frank McCourt dan Kevin O'Leary yang sudah melakukan kampanye di media untuk mengajukan tawaran. Kedua orang ini akan membeli TikTok tanpa alogaritma rekomendasi aplikasi itu yang banyak diincar, dan baru-baru ini O'Leary bertemu dengan Trump di rumahnya di Florida untuk meminta bantuan secara langsung.

Pada Sabtu (18/01/2025) Perplexity AI mendekat ByteDance dengan tawaran menyatukan unit TikTok di AS dengan unitnya di Amerika dalam satu perusahaan baru. Struktur ini akan memungkinkan seluruh investor ByteDance saat ini mempertahankan saham milik mereka seperti yang dikutip CNBC.

Di masa jabatan pertama Presiden Trump, Oracle dan Walmart Inc mencoba membeli TikTok tapi kesepakatan itu gagal dicapai hingga dia tidak lagi menjadi presiden. Amazon.com Inc juga dipertimbangkan sebagai salah satu pembeli karena perusahaan ini adalah mitra TikTok di sektor belanja online.

Calon pembeli lain yang logis seperti  Meta Platforms Inc dan Google dianggap agak sulit karena mereka dibatasi oleh aturan anti-monopoli.

Pembicaraan Trump dengan Xi Jinping hanya beberapa hari sebelum pelantikan bisa menjadi episode penentu dalam merayu para pejabat CHina yang sebelumnya menentang penjualan TikTok.

Pertanda pencairan  posisi soal divestasi TikTok terlihat ketika para pejabat di Beijing mempertimbangkan Elon Musk sebagai calon pembeli.

Musk, yang sekarang sangat dekat dengan Trump setelah menghabiskan dana US$200 juta untuk kampanye pilpresnya, memiliki platform media sosial X dan perusahaan AI, xAI, yang bisa mengambil keuntungan dari simpanan data TikTok.

Sebelum pelantikan Trump, TikTok meningkatkan upayanya mendekati presiden baru itu yang digarisbawahi oleh kunjungan CEO Shou Chew bulan lalu rumah Trump di Florida.

Chew juga hadir dalam pesta yang diadakan oleh ribuan pendukung Trump pada Minggu (19/01/2025) dan dia juga mendapat tempat duduk untuk tamu penting dalam pelantikan Presiden Trump sehari setelahnya.

Namun, para pemimpin utama Partai Republik di Kongres menegaskan masih menunggu penjualan TikTok oleh ByteDance meski Trump yakin akan ada satu solusi.

Harus ada "divestasi penuh" dari Partai Komunis China kata Ketua Kongres Mike Johnson di acara TV NBC, sementara ketua Komite Intelijen Senat Tom Cotton mengatakan di akun X miliknya bahwa tidak ada dasar hukum untuk perpanjangan napas operasi TikTok tersebut.

(bbn)

No more pages